UrbannewsID Event | Sukses dengan pertunjukan pertama bertajuk ‘Langit 7 Bidadari’, yang digelar pada bulan Juni 2018 lalu, di Theater Garuda- Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Langitpitu Cipta Kreasi siap kembali menggelar pertunjukan drama musikal keduanya berjudul ’Padamu Negeri Langit 7 Bidadari’, pada 10 November 2018 mendatang di Trans Convention Centre, Bandung.
Pertunjukan kali ini yang mengangkat tema dari tanah pasundan lewat kemasan yang menggabungkan tarian, drama dan live orchestra. Menurut Creative Director, Deddy Nur, pementasan ini membawa pesan luhur tentang kekayaan ragam budaya di Indonesia. “Kita mengangkat seni budaya ndonesia, khususnya tentang pasundan. Di mana pahlawan RA Laksmi dan Dewi Sartika sebagai sentral cerita,” ujarnya, Sabtu (20/10), di Jakarta.
Para artis yang ikut terlibat dalam pementasan ini, antara lain; Steven William, Rinaldy, Gizza, Wizzy, Kesia, Ersa Mayori, Ricky Cuaca, Josagama, lndra Bekti, Haekal AFI, Ririn, Alika, Kezia Warouw, Prilly Latuconsina, dan Indy Barends. Mereka nantinya, akan berkolaborasi dengan seniman tari dari Jawa Barat, dan juga para musisi orkestra yang akan menggawangi sajian musik pengiringnya.
Jajaran tim produksi, selain Deddy Nur sebagai Creative Director. Andre Lizt Soundkestra di dampuk sebagai Music Director, sedangkan Penulis Cerita oleh Kimau dari Sanggar Mas Aditya Gumay. Sementara, Ratna Sari bertindak sebagai Executive Produser, dan Wahyu Kamandala selaku Produser. Pementasan ’Padamu Negeri Langit 7 Bidadari’ sendiri, selain di Kota Bandung, direncanakan akan menyambangi beberapa kota lain yakni; Padang, Pontianak, Bali, Manado, Ambon, dan Solo.
“Mengangkat seni tradisi dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia, lewat pertunjukan semacam ini tujuannya menarik minat generasi sekarang untuk mengenal lebih dekat warisan leluhur budaya nusantara. Dengan kemasan yang lebih modern, harapannya mereka ikut menjaga dan melestarikannya. Mohon doanya, agar misi budaya kami membawa pengaruh bagi generasi muda lebih mencintai negerinya sendiri,” tukas Ratna Sari.|Edo