UrbannewsID Musik | Bermula dari obrolan warung kopi, antara Agung Ngurah dan Tony Q di Kawasan Bulungan, Jakarta Selatan. Tercetus sebuah wacana baru dari Tony Q, bahwa menggelar event musik tidak melulu bicara soal untung rugi tapi jauh lebih penting dan bermakna jika terselip muatan sosial yakni saling berbagi tali kasih. Bentuknya bisa bermacam-macam, yang esensi utamanya adalah kepedulian.
Dari obrolan ini, lahirlah Bali Reggae Star Festival dengan imbuhan A Charity Concert. Sebagai pembuktian di gebrakan pertama, menurut Agung Ngurah, Ketua Panitia Reggae Star Festival, dari hasil penjualan tiket konser disisihkan untuk membuat tempat sampah, yang kemudian dibagikan ke masyarakat untuk ditaruh ditempat strategis. “Ini lebih kepada ajakan, baik musisinya maupun penonton untuk lebih peduli kepada lingkungan,” tukas Tony Q, manambahkan.
Kini, Bali Reggae Star Festival masuk tahun keempat yang siap digelar pada tanggal 29 dan 30 September 2018 di Pantai Mertasari, Kawasan Pantai Sanur. Masih tetap konsisten dengan visi-misinya, festival yang bukan saja menyajikan musik-musik dari para performernya, juga menyelipkan pesan tentang pelestarian lingkungan sebagai yang sentral dari event ini. “Setiap performer akan menyelipkan pesan moral tentang pelestarian lingkungan, dan penonton pulang mewujudkannya pesan tersebut,” tukas Agung.
Bali Reggae Star Festival 2018, akan menyuguhkan sekitar 32 penampil, baik musisi reggae nasional, regional, maupun dari mancanegara. Saat tulisan ini diturunkan, line-up artis yang bakal tampil dan sudah menginformasikan kesediaannya dari luar yakni band raggae asal Amerika ‘Range’, dan dari Malaysia ‘Budak Nakal’. Sedangkan dari Indonesia, selain Tony Q sendiri pastinya, belum diumumkan musisi lainnya. Tapi, dari total 32 penampil, Agung memastikan akan banyak di isi oleh band reggae dari Bali sendiri.
Bali Reggae Star Festival tahun ini juga cukup menarik dari sisi tempat penyelenggaraan di Pantai Mertasari, Kawasan Pantai Sanur. Lahan event yang digunakan sekitar 4,5 hektar dari total luas area 15 hektar. Dan, nantinya akan dibagi beberapa Zona, seperti area festival, area parkir, dan camping ground. “Untuk zona festival, selain panggung berukuran 16 x 10 meter dengan kekuatan sound 60 ribu watt, lighting dan juga video mapping. Kami juga siapkan food truck, booth-booth lainnya, termasuk area activity buat komunitas,” jelas Agung.
“Kita berharap festival musik reggae ini, gemanya tidak hanya di Indonesia tapi juga sampai juga ke benua lainnya. Kalau dilihat dari jumlah performer, venue cukup luas, dan nama Bali yang sudah tersohor, Bali Reggae Star Festival bisa dibilang terbesar di Indonesia bahkan di Asia. Untuk itu, festival ini kedepannya bisa menjadi magnit sekaligus rumah bagi musisi reggae dunia unjuk kemampuannya. Boleh dibilang, jangan ngaku band reggae kalau belum main di Bali Reggae Star,” pungkas Tony Q.
Agung Ngurah menambahkan, dirinya baru berbincang dengan Kementeria Pariwisata, kemungkinan Bali Reggae Star Festival akan masuk catatan Catat kalender 100 Wonder Events Visit Wonderful Indonesia kedepannya. Karena, bicara festival musik bukan sekedar dialog bunyi tapi ada nilai pertukaran budaya serta destinasi yang diperkenalkan. “Tiket yang dibandrol seharga Rp 35.000, bisa di dapat melalui official ticketing partner yakni Melon Indonesia,” tutup Agung Ngurah.|Edo