Jakarta’ UrbannewsID.com | Badai digitalisasi yang bergerak sangat dinamis dan begitu cepat, membawa dampak perubahan di berbagai bidang. Industri musik adalah salah satu contoh nyata, bahwa transformasi digital mengubah keseluruhan wajah dan ekosistemnya. Bagi para pelaku di industri musik, terlebih musisinya, yang masih berpikiran konvensional dan bertahan pada relnya, maka tidak tertutup kemungkinan model seperti ini akan berjalan ditempat sambil menunggu ajal ditinggal para penggemarnya.
Sementara itu, musisi yang peka zaman dan punya sikap lebih jelas terhadap transformasi digital akan menjadi pemenang. Bíasanya, musisi seperti ini memiliki sikap visioner dan terus berupaya mencari bentuk untuk mengukuhkan karakternya. Melakukan eksplorasi dan inovasi konsep musikalnya, membangun jaringan dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai kekuatan untuk menghasilkan karya, serta mengukuhkan band brand tetap berada di hati penggemar.
Perubahan sikap dan perilaku sebagian besar masyarakat musik di era digital inilah, direspon dan disikapi dengan baik oleh tiga perempuan atraktif yakni Fianny Agatha (vokal), Nathalie (Disc Jockey) dan Icez (bass) yang turut melahirkan band Kotak, melalui brand band yang mereka bangun “Play Girls”. Mereka mengeksplorasi ragam genre seperti rock, pop, electronic music, dan synth pop, kedalam komposisi karya musiknya sesuai dengan cara dan gayanya sendiri.
Kita bisa simak dan dengarkan debut single mereka, “Medusa”, yang baru saja dirilis pada hari Jumat (19/1) lalu di Warkop Vila Kuda, Bogor. Dengan spirit dance rock, suguhan kolaborasi antar cutting-edge musik instrumen [dj-bass-vox] dalam menciptakan suatu karya baru ini, untuk memberi nafas segar bagi musik Indonesia. Nathalie dengan dj controller, sampling, dan electronic percussion, cabikan Bass Icez, serta karakter vokal Fianny yang rada nge’rock, single Medusa terdengar asyik dan seksi.
Bukan sekedar musiknya yang membawa orang untuk bergoyang, dari sisi liriknya sangat sederhana dan to-the-point, tidak jelimet apalagi berpuisi. Lagu “Medusa” yang berkisah tentang sosok cewek penggoda yang sering mengganggu hubungan rumah tangga orang lain, Fianny yang bertugas menulis liriknya mampu menarasikan dengan baik makna yang tersirat. “Waktu bikin lirik, sebenarnya kami cuma mencari kalimat yang cocok dengan notasi yang ada. Tapi, begitu selesai anak-anak baru menyadari kok temanya pas banget sama isu yang lagi hits,” pungkasnya.
Single ‘Medusa’ Paly Girls yang di produksi oleh label rekaman independen Kamar Musik, dan sudah bisa dinikmati oleh pecinta musik Indonesia lewat beberapa layanan musik digital semacam Apple Music, Spotify dan lainnya. Denny Mr selaku Executive Producer, mengatakan,”Walaupun ketiganya memiliki latar belakang musik yang berbeda [dj-bass-vox], untuk mematangkan konsep kolaborasi dan mendapatkan chemistry dalam bermusik tidak terlalu sulit, karena berkat pengalaman jam terbang masing-masing,” jelas Denny.
Bermusik, entah hanya sebagai aktivitas iseng, atau profesi, harusnya punya pilihan yang jelas. Pilihan jelas itu artinya, tahu musik yang dimainkannya, tahu arah kariernya dan tahu mau serius atau hanya senang-senang berhadiah saja. Ibarat percintaan, harus ada kejelasan, mau dibawa kemana hubungan yang sudah dijalin itu. Begitulah musik. Begitu juga ketika masih banyak yang memasalahkan pilihan jenis musik, kita harusnya tak lagi berkutat di area perdebatan itu.
Terpenting, saat ini adalah kejelasan sikap untuk terus berkarya dan terus fokus dimana posisi musical kita, karena karya agunglah yang lahir dari kreatifitas kita. Hubungan yang jelas antara musik dan musisinya, biasanya juga akan melahirkan sinergi yang apik dan unik. Seperti, keberanian Play Girls berada di skena musik Live PA patut diacungi jempol. Untuk itu, Suskes buat Play Girls dan lupakan segala perdebatan karena musisi harus berevolusi bukan revolusi.|Edo (Foto Fajar)