Jakarta, UrbannewsID.com | Pada tahun 1928, para pemuda dari seluruh tanah air merumuskan dan berikrar mempersatukan perbedaan untuk menghantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Sumpah Pemuda inilah, akhirnya menjadi tonggak sejarah penting bagi bangsa Indonesia dengan menyatakan bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia
Sudah 89 tahun lamanya momentum sumpah pemuda diperingati setiao tanggal 28 Oktiber, hingga saat ini. Begitu banyak hal yang dapat diterapkan dalam rangka memahami makna sumpah pemuda ditengah kemajemukan. Walau kini para pemuda memiliki tantangan yang berbeda seiring perkembangan zamannya. Kita harus yakin bahwa pemuda yang memiliki peran vital dalam pembangunan bangsa, memiliki caranya sendiri.
Salah satu peran vital dalam pembangunan dapat di wujudkan dengan keterlibatan pemuda dalam kontek seni budaya dan pariwisata. Peranan sisi inilah yang coba diangkat menjadi tema dialog santai dalam gelaran Gathering Media Hiburan Independen, Sabtu (28/10), di Villa Togrent Puncak, Bogor, Jawa Barat. Acara yang didukung oleh Nagaswara dan XL Axiata, menghadirkan penyanyi dangdut wanita yang sedang naik daun Ratu Idola dan Hesty Klepek Klepek, Irish Riswoyo mewakili rekan wartawan, serta Daniel Kumendong dari WTP Forum, memaknai spirit hari sumpah pemuda.
Ratu Idola, penyanyi yang meroket lewat tembangnya “Cinta Oplosan” ini, menyadari pentingnya generasi milenial atau anak muda jaman sekarang memaknai Sumpah Pemuda dengan menumbuhkan rasa nasionalismenya. Betapa pentingnya menjaga persatuan dan membangun rasa cinta mereka terhadap Indonesia. “Sebagai generasi muda, pastinya saya harus cinta Indonesia dan cinta budayanya. Kedepan, saya akan menggelorakan semangat mencintai Indonesia sepenuh hati dengan segala keanekaragaman yang kaya saat manggung di daerah-daerah,” kilah Ratu, penuh semangat.
Hal sama juga disampaikan Hesty Klepek Klepek. Ditengah industri hiburan yang semakin ketat, ia menyadari betul pentingnya menjaga kualitas sebagai seorang penyanyi. Untuk itu, Hesty berjuang meningkatkan serta menempa kualitas dirinya dengan belajar olah vokal dan lainnya. Saat ini, kualitas bagi seorang performer adalah mutlak dan utama. Menurut Irish Riswoyo, dari Voice Magazine yang kebetulan ikut terlibat menjadi pengurus Pappri (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu,dan Pemusik Republik Indonesia), seluruh pekerja seni termasuk mereka yang bergerak di dunia musik, harus memiliki sertifikasi profesi kedepannya.
“Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik, saat ini dan kedepannya harus memiliki sertifikasi profesi lewat uji kompentensi. Hal ini, sangat penting karena untuk meningkatkan derejat ke professionalan sang artis ditengah persaingan yang semakin berat dan ketat. Bukan cuma itu, sertifikasi juga menjadi senjata pamungkas bagi seorang artis untuk menetapkan harga atas jasanya sesuai kelasnya. Uji kompetensi tidak melihat latar belakang pendidikan formalnya, tapi lebih pada uji kemampuan diri profesi yang digelutinya. Sebagai contoh, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti, yang hanya mengantongi ijasah SMP dan terakhir sampai kelas II SMU, bisa menjadi seorang menteri. Ini menandakan, kualitas yang utama,” pungkas Irish.
Apalagi, Indonesia yang sedang gencar mempromosikan sektor wisata dengan segala keanekaragaman kekayaannya, termasuk seni budaya di dalamnya. Musik yang menjadi bagian produk seni, Daniel Kumendong dari WTP Forum menegaskan, pekerja seni yang akan menjadi garda depan ikut mengenalkan Indonesia di mata dunia, harus memiliki kemampuan lebih dan profesional di bidangnya lewat dialog budaya antar bangsa. Tentunya, lewat kemampuan yang mumpuni tidak tertutup kemungkinan akan menjadi Duta wisata. Momentum spirit Sumpah Pemuda, diharapkan melekat dalam jiwa untuk membangun Indonesia bersama.
Segurat kata dari gelaran Gathering Media Hiburan Independen; Profesi Kita Boleh Beda, Media Kita Boleh Beda, Tapi Kita Tetap Indonesia!