Jogja, UrbannewsID.com | Godbless masih tetap enerjik suguhkan aksi panggung digelaran “JogjaROCKarta: International Rock Music Festival”, session pertama di Stadion Kridosono, Jum’at (29/9) malam. Walau usia rata-rata personilnya tidak muda lagi, kecuali sang drummer. Mereka membuktikan lewat cabikan lead gitar Ian Antono, colekan bass gitar Donny Fattah Gagola, sentuhan keyboard, piano, synthesizer lewat jari Abadi Soesman, gebukan drumm full power Fajar Satritama, dan tentunya lengkingan vokalis gaek yang tetap karismatik, Ahmad Albar, pantas menyandang predikat band rock legendaris Tanah Air.
Sederet tembang musik keras dan jugs rada-rada slow, serta atraksi panggung yang memukau cukup menghangatkan suasana dinginnya malam. Tampil tepat pukul 19.30 WIB, setelah Kelompok Penerbang Roket, Death Vomit, dan Power Metal, Godbless langsung menggebrak lewat lagu Blablabla yang disusul Kehidupan secara Midley dihadapan puluhan ribu rockers jogja (red: penggemar rock) yang langsung sontak merapatkan barisan ke pinggir panggung. Kemudian dilanjut lagu Cermin yang cukup hits dan Bukan Mimpi Bukan Ilusi, yang diselingi Ahmad Albar mengucap salam perjumpaan kepada para penggemarnya.
Godbless juga memberikan sentuhan musik etnik dalam komposisi lagu ‘Laskar’ dengan lantunan yang garang serta semangat meletup – letup dari vokal Ahmad Albar dengan dukungan iringan instrumen yang banyak memunculkan instrumen bunyi-bunyian ciri khas gamelan bali. Kemudian lagu ‘Lidah Petaka’, yang keduanya diambil dari Gong 2000, group musik jeda waktu yang juga dimotori Ahmad Albar, Ian Antono, dan Donny Fattah, dan kemudian bubar ditahun yang sama dengan namanya ‘2000’, setelah meluncurkan 3 album bertajuk ‘Bara Timur (1991)’, ‘Laskar (1993)’, dan ‘Prahara (1998)’.
Lagu ‘Laskar’ memang memiliki beberapa ciri khas yang berbeda dengan lagu- lagu lainya, karena lagu ini pada intro awal menggunakan gamelan bali dan mocopat khas Bali oleh oleh I Gusti Kompyang Raka, musisi tradisional yang kini sudah mendunia yang diakhiri seperti Gong Berry. Ketika masuk lagu, Abadi dan Ian memperajam dan memberi sentuhan aransemen musik etnik lewat permainan mereka berdua. Jeda sebentar, menunggu Ian Antono mengganti gitar akustik, lagu ‘Syair Kehidupan’ dan ‘Panggung Sandiwara’ yang melodius berkumandang, sontak penonton pun ikut larut dan bernyanyi bersama.
Sejurus kemudian, lagu ‘Rumah Kita’, ‘Musisi’, ‘Bis Kota’, dan ditutup oleh lagu pamungkas ‘Semut Hitam’, membuat suasana semakin hangat karena ikut berjingkrak bersama-sama. Penampilan Godbless yang main di hari pertama, membawa suasana kelangenan dan riang gembira para penonton Jogjakarta. Apalagi, Ahmad Albar ditengah renteten lagu mengatakan, perhelatan ‘JogjaRockarta’ bisa jadi barometer musik rock di Indonesia. “Antusias para penonton di Jogja sangat luar biasa. Semangat rock yang tumbuh dan melekat di hati mereka, telah memberikan enerji bagi kami untuk tampil maksimal. Semoga, tahun depan bisa berjumpa lagi, dan tentunya lewat konser tunggal Godbless,” tutup Iyek, panggilan akrab Ahmad Albar.|Edo (Foto Istimewa)