Jakarta, UrbannewsID.| Film Enak tho Zamanku-Piye Kabare yang disutradarai Akhlis Suryapati, memasuki babak akhir proses penyelesaiannya. Film produksi PT. Midesa Pictures bekerjasama dengan Kreativa Art yang memusatkan seluruh pengambilan gambarnya di Kabupaten Indramayu, salah satu kabupaten yang terletak di jalur pantai utara (pantura) provinsi Jawa Barat. Menurut QDemank Sonny Pudjisasono, produser dari Midessa Pictures, sudah masuk ke meja editing dan tinggal menuju akhir penyempurnaannya.
Hal ini, disampaikan QDemank Sonny Pudjisasono dalam kumpul syukur bertepatan dengan acara kemeriahan hari ulang tahun Laksamana (Purn.) Tedjo Edhy Purdijanto, mantan Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), bersama istri yang juga berkurang tahun cuma beda tanggal, Rabu (20/9) malam, di Scenic Resto & Lounge, Sahid Sudirman Center, Jakarta. Acara tiup lilin dan juga pemotongan tumpeng sebagai tanda ucap syukur, sekaligus juga nonton bareng Trailer dan Behind the Scene film tersebut yang disaksikan seluruh kru dan artis yang terlibat, para tamu undangan serta beberapa awak media.
Tedjo Edhy sebagai penyokong dan juga turut membuka syuting pertama film ETZPK, mangatakan,” Saya tertarik dengan film, karena sangat imajinatif. Transformasi ide atau gagasan dalam bentuk visual, agar mudah dipahami. Tapi, bagaimana pun film sebagai hiburan harus ada nilai edukasinya termasuk memberi wawasan kebangsaan. Terus terang, saya ikut terlibat di dalamnya karena merasa prihatin, banyak film asing yang masuk dan diputar di Indonesia, sehingga film nasional seolah terpinggirkan. Makanya, kita harus mendorong pemerintah mendukung pembuatan film di negerinya sendiri,” jelasnya, dalam kata sambutannya.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar, sekarang tinggal mempersiapkan film ini untuk segera bisa dinikmati oleh masyarakat. Semoga saja, film ini akan memberi pencerahan pada masyarakat dalam menyikapi kekuasaan, tanpa harus tendensius mengkultuskan zaman tertentu. Judulnya Enak tho Zamanku, bukan Enak Zamanku Tho. Bisa dibedakan frasanya. Nah daripada bingung soal film Pengkhianatan G30S/PKI, maka film Enak tho Zamanku lebih jelas dan lugas nilai keberpihakannya pada moral. Tidak ada beban sejarah. Lha wong film fiksi,” kilah QDemank.
Film Enak tho Zamanku-Piye Kabare disebut-sebut sebagai film yang multitafsir. Kemasannya sendiri mengusung genre drama action dan komedi, namun alur cerita, karakter para tokoh, serta adegan-adegan dan dialog-dialog dalam film ini, bisa cepat ditangkap sebagai simbol-simbol peristiwa yang memaparkan kondisi tertentu dari sebuah kondisi sosial-politik kekinian. “Tentu saja untuk menafsirkannya, hanya bisa setelah menyaksikan filmnya nanti. Terlepas dari berbagai kemungkinan adanya penafsiran macam-macam, film ini sangat menghibur, seru, dan segar-berisi,” jelas Akhlis Suryapati, sang sutradara.
Sejak dimulai syuting film drama satir multi tafsir, hanya judulnya saja mengambil idiom atau frasa yang populer dan identik dengan sosok tokoh Orde Baru Soeharto. Sudah mencuri perhatian masyarakat, dan bahkan ada yang menduga film ini membawa motivasi pencitraan dari kelompok tertentu. “Enak tho Zamanku-Piye Kabare” dibintangi artis-artis muda, seperti Ismi Melinda, Panji Addiemas, Ratu Erina, Eko Xamba, dan Ananda George. Mereka beradu akting dengan artis-artis senior seperti Soultan Saladin, Dolly Marten, Otig Pakis, Yurike Prastika, Riza Pahlawan. Akhlis berujar,”Tidak apa-apa, jika ada yang menafsirkan seperti itu. Biar tidak penasaran, tunggu saja film ini segera akan diputar dibioskop,” tutupnya.|Edo