Jakarta, UrbannewsID.| Aksi penculikan yang di latarbelakangi kepentingan pribadi, politik maupun uang, kerap kita saksikan lewat pemberitaan berbagai media. Pelakunya bisa tunggal, dan bahkan dilakukan juga oleh gerombolan bersenjata seperti milisi Al-Shabab dari Somalia, atau kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina yang sempat meculik dan menyandera WNI pada tahun lalu dan seluruhnya telah berhasil dibebaskan.
Tragedi penculikan yang di melibatkan warga sipil sebagai tameng hidup serta di akhiri aksi heroik pasukan pembebasan, selalu menarik disimak dan bahkan menjadi inspirasi para sineas jadi sebuah ide cerita yang kemudian divisualkan kembali ke film layar lebar. Seperti yang dilakukan seorang sutradara yang sukses dengan film action Guardian, Helfi Kardit, lewat rumah produksi 0708 Films membuat sebuah film aksi laga berjudul “TEN: The Secret Mission”.
Film yang berkisah tentang aksi pasukan khusus yang dibentuk militer dalam sebuah misi rahasia pembebasan Kelly, anak duta besar Amerika untuk lndonesia yang disandera teroris di sebuah pulau, dan meminta tebusan besar. Helfi Kardit mencoba mengambil sudut pandang yang berbeda untuk melakukan misi penyelamatan ini, adalah perempuan yang sering dianggap sebelah mata. Menurut Helfi, pesan yang ingin disampaikan menyangkut isu girl power, bahwa perempuan bisa menunjukan kehebatan dalam bela negara.
Sesuai judulnya TEN: The Secret Mission, 10 perempuan yang terlibat aksi misi rahasia adalah para model yang direkrut sebagai pasukan khusus (benar-benar model dalam dunia nyata), dalam kisah film ini mereka memiliki latar belakang atlit bela diri, seperti silat, wushu, krav rnaga, taekwondo, parkour, karate, aikido, muay thai, dan seorang atlet panah juga seorang atlit menembak. Dibawah satuan inteligen rahasia negara SlS (The Secret Intelligent Service) yang dipimpin seorang Jenderal Militer, mereka digembleng menjadi pasukan berani mati.
TEN: The Secret Mission membutuhkan lebih dari 2 tahun untuk proses pra produksi, produksi hingga post produksi. Menghadirkan sederet pemain, yakni Roy Marten (Jenderal), Jeremy Thomas (Kolonel), Gibran Marten (Kapten Dalton), Karenina Maria Anderson (Mayor Cathy), Hans De Kreker, aktris luar Svitlana Zavialova, serta 10 orang model yang menjadi girl power di antaranya Ayunia Elfahrez, Shela Nadine, Gege Frasiska, Yenny Arianti, Rhere, Lavina, Ismi Malinda, Putri Riri, Echa Frauen, Putri Zairah, serta yang lainnya.
Karena film TEN: The Secret Mission banyak menampilkan aksi fighting, terutama fighting ending yang menjadi golden scene dengan durasi terpanjang selama 17 menit. Helfi Kardit mangatakan, dibutuhkan waktu 5 bulan persiapan dengan action training dan workshop, serta pembuatan action choreo yang memakan waktu 3 bulan. Untuk itu, ia melibatkan SFC (Stunt Fight Choreography), Gibran Marten, Wahyudi Beksi dan Svitlana Zavialova untuk choreonya.
Begitu juga, penggunaan senjata api dalam film ini baik laras pendek maupun panjang yang secara resmi di pinjamkan oleh salah satu angkatan yang berada di lingkungan TNI. Mereka juga di dampingi dan dilatih cara menggunakannya oleh instruktur yang ahli persenjataan dari pihak TNI. Termasuk juga mendapat dukungan dari klub Airsoft Gun. Tapi, dengan komposisi adegan action yang cukup banyak, membutuhkan hampir 1 tahun editing dan pengerjaan CGl selama 2 bulan.
“Karena film ini banyak menampilkan aksi fighting, terutama fighting ending yang menjadi golden scene dengan durasi terpanjang selama 17 menit, termasuk adegan menggunakan senjata api. Saya ingin film ini terlihat sempurna sebagai sebuah film laga dan menyuguhkannya untuk seluruh pencinta film bioskop di Tanah Air. Semoga kerja keras kami dapat diapresiasi tidak hanya di negeri sendiri, tapi juga penonton manca negera,” pungkas Helfi Kardit, saat jumpa pers setelah nonbar bersama awak media di Jakarta, Senin (24/7).
TEN: The Secret Mission yang segera mulai diputar 27 Juli 2017 di bioskop-bioskop. Atas kerjasama 0708 Films yang menggandeng PT. Kharisma Starvision Plus yang memiliki pengalaman untuk distribusi Indonesia. Helfi Kardit menambahkan, untuk worldwide distribution pihaknya menggandeng Jinga Films Limited di UK. Sedangkan, selain bertengger di bioskop, film ini di jaraki untuk hadir secara digital yang dikerjasamakan dengan lflix Indonesia.|Edo