Jakarta, UrbannewsID.| Pengarsipan sangat diperlukan untuk mengabadikan dan melestarikan semua dokumen dari masa ke masa, termasuk pengarsipan seni dan budaya. Arsip ini nantinya akan dikelola oleh badan pengarsipan baik swasta maupun pemerintah untuk ditelusuri kembali faktanya di masa yang akan datang.
Pengarsipan karya diperlukan agar karya-karya tersebut dapat dijadikan catatan penting dalam perkembangan sejarah dan kebudayaan. Salah satu badan pengarsipan terlengkap di Indonesia adalah Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin yang tidak lekang oleh zaman.
Namun sayang, yayasan ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Kehadiran yayasan ini seharusnya dapat menjadi daya tarik untuk menelusuri kebudayaan bangsa atau bahkan bisa menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk saling bertukar pikiran mengenai seni dan budaya.
Selama ini, sebagian besar masyarakat yang mengolah arsip Pusat PDS HB Jassin hanyalah orang-orang yang berkecimpung dalam bidang sastra. Adapun profesi mereka seperti sastrawan, guru bahasa, mahasiswa sastra, dan lainnya. Kegiatan pengolahan arsip ini belum dilirik oleh profesi lainnya. Padahal PDS HB Jassin memiliki peranan penting bagi masyarakat dan budaya sastra di Indonesia.
Hal tersebut di atas inilah, akhirnya mendorong sekelompok insan muda kreatif yang menamakan dirinya Sastra Lintas Rupa mengajak masyarakat untuk ikut terlibat aktif meningkatkan kembali kepedulian terhadap pengelolaan arsip, khususnya PDS HB Jassin dengan metode yang lebih modern.
Metode yang diterapkan oleh Sastra Lintas Rupa diharapkan dapat lebih mudah diterima masyarakat luas, karena menggunakan cara yang lebih ringan dan sederhana dalam mengelola informasi. Sistem yang dicanangkan adalah dengan menerjemahkan arsip-arsip PDS HB Jassin ke dalam medium visual. Hal ini bertujuan untuk menyajikan alternatif pengalaman baru mengenai arsip melalui karya seni yang menyenangkan.
Sastra Lintas Rupa selama ini mengumpulkan dana secara mandiri melalui penjualan buku, dan merchandise. Sastra Lintas Rupa telah menerbitkan majalah independen bernama Frasa yang merupakan hasil eksperimen olah visual arsip PDS HB Jassin yang bertemakan kuliner nusantara.
Pemilihan nama Frasa ini diyakini dapat mempertemukan rasa dan sastra, yang kemudian dipublikasikan sebagai majalah independen. Sebanyak 20% dari hasil penjualan Majalah Frasa akan dialokasikan untuk Gedung Arsip HB Yassin.
Astragraphia Document Solution memberikan dukungan kepada Sastra Lintas Rupa dengan mencetak Majalah Frasa menggunakan printer Fuji Xerox Color 1000i Press. Fuji Xerox Color 1000i merupakan produk dari Fuji Xerox yang memiliki teknologi cetak tinta gold dan silver terbaik di kelasnya.
Menariknya, printer ini disokong kemampuan mencetak langsung pada media kertas berwarna hitam dan merah. Fuji Xerox Color 1000i Press adalah printer full color yang memiliki resolusi 2.400 x 2.400 dpi. Mesin ini mampu mencetak dengan kecepatan hingga 100 ppm.
“Melalui dukungan ini, Astragraphia berharap masyarakat Indonesia dapat bersama-sama menunjukkan kepedulian terhadap pelestarian sejarah seni dan budaya bangsa. Semoga gerakan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk merawat, menjaga, dan mengembangkan seni dan budaya Indonesia, khususnya seni sastra.” ujar Arifin Pranoto, Direktur PT Astra Graphia Tbk.|Edo