Urbannews | Di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, tepat diacara malam puncak AMI Awards, Ecko Show berdiri dengan senyum yang sulit ia sembunyikan. Rabu, 19 November 2025 itu menjadi titik baru dalam hidup seorang rapper yang sudah menjejak industri sejak 2006—saat namanya dipanggil sebagai pemenang kategori Artis Solo Rap Hip Hop lewat lagu FYP Today 2.
“Senang. Senang,” ujarnya singkat, tapi cukup buat menegaskan bahwa kemenangan itu bukan sekadar piala—melainkan buah dari perjalanan panjang, dari studio kecil hingga panggung besar.
Lagu yang lahir dari keresahan negeri
Single terbarunya yang tengah melesat viral, menurutnya, bukan dibuat khusus untuk mengejar pamor. “Lagu ini menceritakan hal-hal yang lagi hangat di Indonesia,” katanya. Politik, dinamika sosial, hingga isu-isu yang ramai di warung kopi—semuanya ia rangkum dalam rangkaian lirik yang kemudian merambat ke jutaan telinga.
Ironisnya, Ecko tak pernah menduga lagu itu akan meledak. “Enggak ada ekspektasi,” akunya. Lagu yang mulai ia tulis hampir setahun lalu itu tiba-tiba mendapat tempat di media sosial, dibagikan, diparodikan, diulang-ulang—layaknya api kecil yang ditiup angin.
Viralnya lagu ini kemudian membuka pintu rezeki. Ketika ditanya apa perubahan paling terasa setelah single “Orang Baru Lebih Gacor” ini mendominasi lini masa, ia menjawab jujur dan polos, “Alhamdulillah bisa bayar utang orang tua.”
Inspirasi dari tongkrongan, bukan seminar musik
Ada hal menarik yang membuat Ecko berbeda dari rapper kebanyakan: sumber inspirasinya. Bukan buku tebal, bukan forum seniman, melainkan tongkrongan anak-anak muda.
“Saya nongkrong sama ABG-ABG. Ngomongnya politik,” ujarnya sambil tertawa. Dari percakapan-percakapan lugu namun tajam itulah ia merangkai nada dan diksi yang akhirnya diteriakkan banyak orang.
Termasuk frasa viral “Tor Monitor Tetot”, yang rupanya diambil dari gaya humor pelawak Kadir. “Biasanya kata akhirnya itu ditaruh di depan. Saya lihat video ‘Tes Sate’ di TikTok, terus kepikiran, ‘Oh iya bagus nih Tor-nya ditaruh di depan.’”
Lagu itu, yang baru dibuat dua bulan lalu, meledak begitu cepat hingga mengejutkan dirinya sendiri. Tawaran kolaborasi mulai berdatangan, meski ia mengaku belum kepikiran soal film. “Kalau kolaborasi lagu, ada banyak.
Saat viral datang menghampiri
Momen ketika ia sadar lagunya viral bukan terjadi saat ia mencari-cari perhatian. “Nongkrong,” jawabnya simpel. Notifikasi media sosial yang berhamburan memberi tahu bahwa lagunya sedang dipakai ribuan orang.
Namun popularitas juga datang dengan sisi lain. Ketika ditanya apakah ia mulai sering dikenali di jalan, ia menjawab sambil bercanda, “Lebih-lebih ke nagih utang sih, Bang.”
Di balik semua candanya, ia menyimpan mimpi yang masih ingin ia kejar. Setelah melunasi utang orang tua, ia ingin membangun rumah. “Insya Allah,” katanya penuh keyakinan.
Dari tongkrongan ke panggung penghargaan, dari percakapan anak muda hingga lirik yang menggema di ruang publik—Ecko Show membuktikan bahwa rap bukan sekadar musik, tapi cara berbicara untuk hal-hal yang sering tak didengar.
Dan ia, seorang rapper yang sederhana namun tajam, sedang menikmati babak barunya.
