‘Tak Sejalan’: Cakra Khan dan Hikayat Ikhlas dalam Cinta yang Harus Dilepas

Urbannews | Ada cinta yang tumbuh, ada pula yang pelan-pelan menjauh. Dalam bisu, ia tak selalu pecah oleh amarah, melainkan luruh oleh kenyataan bahwa hati yang dulu searah, kini berjalan di dua persimpangan berbeda. Dari ruang sunyi itu, penyanyi bersuara emas Cakra Khan kembali menyuarakan luka, lewat harmoni yang merangkum getir dan keikhlasan lewat video musik terbaru bertajuk “Tak Sejalan”—sebuah karya yang tak sekadar melodi, tetapi menjadi narasi mendalam tentang cinta yang tak lagi satu tujuan.

Setelah deretan karya emosional seperti “Broken Symphony”, “Kamu Adalah”, hingga “Sehebat Apapun Cinta”, Cakra Khan menempatkan VM “Tak Sejalan”—sebagai bagian dari album Divine yang telah mencuri perhatian sejak 2024, lagu ini lahir dari tangan para penulis lagu berbakat: Jaz Hayat, Bembong Rifky, dan Gerry Anake. “Tak Sejalan” bukan sekadar kisah patah hati. Ia adalah refleksi tentang cinta yang penuh rasa namun harus dilepas, karena arah hidup tak lagi menyatu.

“Tak sejalan ini bisa bermakna lebih dari sekadar perpisahan. Semoga banyak orang bisa menikmati lagu ini meskipun ceritanya sangatlah sedih,” ungkap Bembong Rifky, memberi napas pada makna lagu yang menggugah rasa.

Jaz Hayat menambahkan: “Ketika kisah cinta sudah tak satu visi dan misi, sangatlah sulit untuk mencapai tujuan yang sama. Hubungan harus dilandasi komunikasi, bukan sekadar rasa.”

Dan Gerry Anake pun melengkapi: “Jika ada yang terasa tak sesuai, ungkapkanlah, jangan dipendam. Keikhlasan untuk melepaskan, meskipun cinta masih ada, adalah bentuk kedewasaan.”

Visualisasi Cinta yang Terluka, Tapi Tak Menyalahkan

Video musik “Tak Sejalan” disutradarai oleh David Christover, menghidupkan lagu ini dalam kisah dua insan yang dijodohkan oleh keluarga. Sang pria berjuang mencintai sepenuh hati, membangun cinta dari dasar yang tulus. Namun, di tengah persiapan pernikahan, sang wanita mulai menjauh—hingga akhirnya terkuak bahwa hatinya masih terpaut pada cinta lama.

Konflik tak terhindarkan. Dan dalam satu keputusan yang pahit namun bijak, sang pria memilih untuk mundur, merelakan, bukan karena tak mencinta, tetapi karena menyadari: kebahagiaan sejati kadang terletak pada keberanian untuk melepaskan.

Adegan klimaks itu menjadi simbol cinta dewasa—yang tidak memaksa, tidak menuntut, namun mengikhlaskan.

“‘Tak Sejalan’ bukan sekadar lagu perpisahan,” tutur Cakra Khan. “Lagu ini adalah cermin dari hubungan yang kehilangan arah, dan pengakuan bahwa cinta tanpa kesamaan visi tak akan membawa pada kebahagiaan.”

Bagian dari Album “Divine” dan Pengalaman Audio-Visual yang Lebih Dalam

Video musik “Tak Sejalan” ditayangkan perdana di kanal YouTube resmi Cakra Khan pada 17 Oktober 2025 lalu, sementara versi audionya telah dapat dinikmati di seluruh platform digital, sebagai bagian dari album Divine—album yang tak hanya menyuarakan cinta, tapi juga fase-fase kehilangan, keikhlasan, dan kebangkitan.

“Tak Sejalan” bukan sekadar lagu—ia adalah peluk dingin bagi mereka yang sedang melepaskan, dan cermin jujur bagi hati yang sedang diuji arah. Dalam balutan suara yang tak pernah kehilangan nyawa, Cakra Khan menutup kisah ini tanpa dentuman, tapi dengan keheningan yang mengendap lama. Sebab tak semua perpisahan harus riuh—beberapa cukup diiringi nada, dan diikhlaskan dalam diam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *