Lonceng Kebangkitan Rock: Fearless Guncang Rock in The Jungle 2.0 di Kuching, Malaysia

Urbannews | Malam tropis di Kuching bergemuruh oleh dentuman distorsi dan sorak sorai penonton. Festival Rock in The Jungle 2.0 bukan sekadar perayaan musik, tapi sebuah pesta energi yang mengukir sejarah baru rock lintas negara. Di antara deretan nama besar, satu band mencuri perhatian dan menghidupkan kembali semangat rock klasik dengan sentuhan baru: Fearless.

Rock: Suara Perlawanan yang Tak Pernah Padam

Sejak lahir dari pergolakan sosial di era 60-an, musik rock selalu menjadi suara pemberontakan, ekspresi bebas, dan kekuatan kolektif yang menyatukan. Di panggung terbuka Rock in The Jungle, semangat itu bergema kembali—keras, jujur, dan penuh gairah—saat Fearless mengambil alih spotlight.

Fearless: Kolaborasi Legenda yang Menolak Tua

Fearless bukan band biasa. Mereka adalah supergrup yang dibentuk oleh empat legenda hidup dari dua negara, yakni: Fathan Criss (Criss X), Edo Widiz (Voodoo, Criss X, EdMiCan, Mita n Edo), Arya Setyadi (Voodoo, God Bless), dan Rere (Grassrock).

Nama Fearless berasal dari gabungan inisial para personel ditambah kata less, mencerminkan keberanian tanpa batas untuk terus menciptakan dan berevolusi di panggung musik.

Dari Riverside ke RITJ: Awal yang Membakar

Sebelum tampil di panggung utama, Fearless lebih dulu menghangatkan atmosfer lewat showcase di Riverside Sky Lounge pada 27 Agustus 2025. Mereka berbagi panggung dengan Blackjack, Mita Palupi, dan Candra Kim dalam sebuah malam intim yang penuh antisipasi. Esok harinya, Fearless turut hadir dalam press conference bersama nama-nama besar lain seperti Gigi, Kotak, serta deretan band internasional.

Energi Tanpa Ampun di Rock in The Jungle 2.0

Saat akhirnya naik ke panggung utama, Fearless langsung menyulut api dengan performa yang solid dan penuh kekuatan. Membawakan karya orisinal seperti: Nothing Gets Enough, Chaos, Thousand Miles, Ku Kejar, dan Dilema. Mereka membuktikan bahwa kualitas materi lebih penting daripada nostalgia semata.

Uniknya, pertunjukan dibuka dengan solo bass eksplosif dari Arya Setyadi—pukulan pertama yang langsung memikat perhatian ribuan kepala yang mengangguk dalam gelombang distorsi.

Cover Ikonik & Kolaborasi Memikat

Sebagai kejutan, Fearless juga membawakan versi cover dari lagu-lagu legendaris, seperti: In the Darkened Room (Skid Row), Aces High (Iron Maiden), serta Welcome to the Jungle (Guns N’ Roses).

Saat “Aces High” dimainkan, suasana berubah menjadi kegilaan kolektif—teriakan massa, nyanyian bersama, dan atmosfer yang seolah membawa semua orang ke masa keemasan heavy metal. Fearless dibantu oleh Boni serta Ritchie Criss X yang memperkaya sound dengan backing vocal dan gitar tambahan.

Pujian dari Sang Legenda

Penampilan Fearless tak hanya memukau penonton, tapi juga mendapat pengakuan dari Loudness, band heavy metal legendaris Jepang yang menjadi headliner malam itu. Mereka menyebut versi “Aces High” sebagai salah satu penampilan paling mengesankan dalam festival tersebut, dan menilai Fearless sebagai wajah baru rock Asia yang siap menembus batas internasional.

Momentum Baru untuk Rock Asia Tenggara

Rock in The Jungle 2.0 bukan sekadar panggung—ia menjadi titik tolak. Dengan performa bertenaga, persiapan matang, dan materi lagu yang kuat, Fearless menegaskan bahwa rock lintas negara tidak hanya hidup, tapi sedang menuju babak baru yang lebih besar.

Fearless telah menyalakan api. Dan dunia siap menyambut kobaran berikutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *