Urbannews | Panggung Java Jazz Festival 2025, tepat di perayaan anniversary ke-20, di hari pertama, Jumat (30/5) sore, ada sesuatu yang berbeda dari biasanya dari sisi line-up para penampil yang rata-rata jazzy katanya. Dari Panggung Utama Outdoor Java Jazz Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta, sore yang cerah, menyeruak alunan bunyi spektakular dan festive, dari ramuan ensambel drum disambung dengan combo band, yang mengajak penonton ke era rock & roll menuju ke pop kemudian masuk ke era psychedelic dengan nuansa jazz.
Panggung Utama Outdoor Java Jazz Festival yang biasanya minim penonton sore yang menyore, titiba bergerombol penonton yang penasaran dengan tetabuhan yang dimainkan oleh Jakarta Drum School All Stars. Mereka adalah para musisi berbakat serta mentor dari Jakarta Drum School, berkolaborasi dengan bintang tamu seperti Cakra Khan, Balawan, Andre Dinuth, Shadu Rasyidi, dan lainnya, menyajikan kembali karya-karya ikonik legendaris The Beatles dengan cara yang segar dan inovatif.
Lewat konsep “Reinterpretation to The Beatles”, racikan oleh nama-nama terkenal seperti Muhammad Rafi dari Art Of Tree, Harry Murti dari GMP Project, Taufan Goenarso, Rayendra Sunito dari Bakucakar, Enrico Octaviano dari Pentas Sihir, Marco Steffiano dari Barasuara, Timur Segara dari Float, dan Aldy Abuthan dari Easy Tiger, ditambah brass section, plus bintang tamu di atas, menyuguhkan penampilan istimewa yang menggabungkan teknik modern dan kreativitas tanpa batas, sontak mengajak para penonton sing along dan tentunya ikut berkaraoke.
Salah satu daya tarik utama dari panggung “Reinterpretation to The Beatles” adalah kehadiran alat musik eksperimental, Fender 9 Neck Masterbuilt Prestige Guitar, yang merupakan satu-satunya di dunia. Alat musik ini dibuat oleh Fender Masterbuider, Paul Waller dari Fender Guitar USA ini, dimainkan oleh master gitar Indonesia, Balawan. Dan, untuk membuktikan Fender 9 Neck berfungsi, bukan sekedar pajangan, Balawan mengajak Harry Murti pada bass dan Achmad Ananda pada gitar, ikut memainkannya. Kehadiran alat musik ini tentunya memberikan nuansa baru yang menarik dalam pertunjukan dari Jakarta Drum School All Stars di Java Jazz Festival 2025.
Secara musikal persembahan Jakarta Drum School All Stars terbilang sukses. Sayangnya, kesuksesan secara produksi musik, tidak di imbangi dalam pengelolaan pertunjukannya. Ketika musik dimainkan, fokus utama seharusnya adalah pada penampilan dan pengalaman penonton. Artinya, kehadiran orang-orang yang tidak penting di panggung dapat mengalihkan perhatian penonton dari penampilan utama. Ini dapat mengurangi kualitas pengalaman yang seharusnya dinikmati oleh audiens.
Panggung adalah area yang harus dijaga keamanannya. Kehadiran orang yang tidak berwenang dapat menimbulkan risiko, baik bagi artis maupun penonton. Pertunjukan musik sering kali melibatkan banyak persiapan dan kerja keras. Mengizinkan orang yang tidak berkontribusi pada pertunjukan untuk berada di panggung dapat menciptakan kesan kurang profesional.
Artis yang tampil di panggung telah bekerja keras untuk memberikan penampilan terbaik. Menghormati ruang mereka dengan tidak membiarkan orang yang tidak penting berada di panggung adalah bentuk penghargaan terhadap usaha mereka. Pertunjukan musik adalah tentang menciptakan pengalaman yang menyentuh emosi penonton. Gangguan dari orang yang tidak relevan dapat merusak suasana dan mengurangi dampak emosional dari penampilan.
Jadi, hindari seseorang hilir mudik diatas panggung yang tidak perlu dan penting sekali saat musik dimainkan. Jika dirasa penting, posisikan diri ditempat yang tepat, dan atau gunakan medium komunikasi sebagai alat kontrol. Dengan demikian, menjaga agar panggung tetap bersih dari orang-orang yang tidak penting adalah langkah utama untuk memastikan pertunjukan musik berjalan dengan lancar dan memberikan pengalaman terbaik bagi semua yang terlibat.
Tanpa mengurangi rasa hormat atas kerja keras semuanya, walau ada ritme yang meleset sedikit, tapi melodi Reinterpretation to The Beatles dari Jakarta Drumm School All Stars tetap menggema di Java Jazz Festival tahun ini. Kerja keras dari semua yang terlibat tak menghianati hasilnya, dan ini terbilang sukses. Semoga, hal-hal yang remeh temeh bisa diminimalisir, jika Reinterpretation to The Beatles dari Jakarta Drumm School All Stars akan dibawa show kebeberapa kota. Semoga!