Urbannews | Event Kurasi Musik Vol 24 digelar pada tanggal 18 Agustus, sehari setelah Hari Kemerdekaan Indonesia. Acara ini dibuka oleh penampilan Matheo in Rio, seorang solis macho yang tampil dengan 4 lagu pop rock dari mini album barunya. Penampilan Matheo in Rio didukung oleh Ivan, gitaris dari band EIV yang bergendre metal core, membuat kagum para kurator malam itu, termasuk Seno M Harjo, Ully Dalimunthe, Bugi Dwiputranto, Alung, dan penyanyi legendaris Connie Constantia.
Matheo in Rio sebagai penampil pertama tidak hanya membagikan kisahnya melalui lagu-lagu yang ia senandungkan, tetapi juga berkisah melalui tematik konten-konten digital lainnya. Mini album ini menjadi istimewa karena melalui karya ini, Matheo mencoba bicara sepenuhnya tentang cinta dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
Meskipun Matheo in Rio memilih pendekatan musik yang lebih tenang, ia tetap membiarkan karakter vokalnya yang raw dalam menyanyikan lagu-lagu tersebut. Hal ini membuat penampilannya tetap khas dan unik.
Para kurator, yaitu Seno M Harjo, Ully Dalimunthe, Bugi Dwiputranto, Alung, dan penyanyi legendaris Connie Constantia, terkesan oleh karakter suara Matheo yang khas dan powerful, bahkan dalam lagu-lagu ballad yang tetap dibawakannya dengan penuh tenaga.
Penampilan kedua diisi oleh band punk “Torpedoest”, meskipun tampil dengan tiga personel, berhasil membawakan lima lagu dengan lirik sarkastik namun sangat relate dengan kehidupan sehari-hari membuat band punk ini menarik. Lirik yang relevan dengan pengalaman dan perasaan masyarakat umum dapat membangun koneksi yang kuat dengan penonton.
Pola beat drums yang unik dan tidak seperti biasanya membuat penampilan band punk ini cukup menarik. Faktor ini menambahkan keaslian dan keunikan dalam musik mereka, membuatnya berbeda dari band punk lainnya.
Faktor lain yang tak kalah menarik adalah bahwa vokalis band ini juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia. Hal ini menambahkan dimensi akademis dan intelektual dalam musik mereka, yang mungkin menarik bagi kurator yang mencari konteks yang lebih dalam dalam musik.
Dengan kombinasi dari lirik yang relevan, pola beat drums yang unik, band punk ini dapat menarik perhatian para kurator.
Di tengah acara, sesi talkshow yang dipandu oleh Dayat Madani sebagai MC handal Kurasi Musik mengangkat tema “Strategi Promosi Panggung.” Topik ini sangat relevan dan menarik bagi para kurator dan penonton yang ingin memahami bagaimana meningkatkan promosi acara musik dengan efektif.
Strategi panggung promo mencakup berbagai aspek, seperti pemasaran, promosi online, dan interaksi dengan audiens, yang semuanya penting dalam meningkatkan kesadaran dan minat terhadap acara musik.
Sebagai upline penutup, Senyawa tampil sangat menghipnotis. Dibuka dengan looping beat dan sound gitar shimer yang melayang-layang membuka penampilan mereka di panggung Kurasi Musik di CC Cafe at Nancy’s Place semalam. Ditambah dengan vokal yang sangat soulfull sang vokalis, menambahkan emosi yang mendalam pada penampilan mereka. Penampilan Senyawa yang menutup acara Kurasi Musik membuat kagum para penonton dan kurator, menunjukkan bahwa mereka telah memberikan performa yang sangat baik.
Sampai berjumpa lagi di vol 25 ya para Music Lover.