Urbannews | Sebuah moment penting mencuat dari Bung Glenn Fredly ditengah perayaan konsernya ke-20 Tahun, Si Bung tetiba membicarakan tentang harapan, perjuangan, kasih sayang antar manusia untuk berbagi kasih yang dinyatakan dengan “Kasih Harus Dibagi”. Ungkapannya ini seperti makna yang tercipta dalam lagu Kasih Putih, lagu termanis yang diciptakan Bung Glenn Fredly bersama dengan Yovie Widianto.
Nah! Dalam rangka melanjutkan legacy Bung Glenn Fredly, terciptalah gagasan menggelar sebuah Festival Kasih Puth sebagai salah satu Intellectual Property atau IP yang dimiliki oleh Musik Bagus Indonesia yang berkolaborasi dengan Komisi.co.
Ini bukan sekedar sebuah festival, tapi sebuah gerakan sosial melalui musik, talkshow, komedi, social experience, instalasi seni, dan wahana permainan yang bertujuan untuk menyampaikan dan menggaungkan pesan perdamaian serta toleransi tentang bagaimana cinta hanya akan berarti ketika itu bisa dibagi, sebagaimana semangat mendiang Bung Glenn saat beliau masih berkarya.
Menurut Gianluigi selaku Chief Executif Officer Komisico, acara ini diinisiasi sebagai bentuk kepedulian pemuda terhadap masa depan bangsa. Festival ini pun terbilang antimainstream, karena turut mengajak anak muda dalam gebrakan yang positif.
“Semua berawal dari anak muda kami percaya Festival Kasih Putih ini untuk membangun anak muda. Ini bukan sekadar festival musik yang untuk bersenang-senang, lebih dari itu kita mengajak melakukan gerakan kebaikan dan cinta kasih sayang untuk anak, cucu di masa depan,” kata Gianluigi dalam konferensi pers di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/8/2023).
Sementara itu, Aldisyah Latuihamallo, CEO Musik Bagus, menyebut festival ini dilihat bukan hanya konsernya berbeda, melainkan pula siapa dibaliknya. Sebelumnya Musik Bagus telah sukses membuat konser 25 tahun Glenn Fredly.
“Pertama-tama yang kita lihat bukan cuma konsernya, tapi siapa orang dibalik konsernya, konsepnya. Karena konsepnya lain dari festival yang pernah ada. Harapan semoga bisa menjadi dampak yang luas, apa yang beda dan punya dampak ke depan untuk masa depan kita,” kata Aldisyah dalam kesempatan yang sama.
Menteri Pemuda dan Olah Raga, Dito Ariotedjo juga ingin festival ini dapat menimbulkan rasa toleransi dari generasi muda. Termasuk anak muda lebih peduli dengan situasi masa depan.
“Jadi ini suatu gerakan sosial yang saya setuju banget bahwa yang namanya gerakan politik bukan hanya partai saja. Tapi bagaimana anak muda aware sama situasi dan di mana bisa menghargai toleransi dan berbagai macam nilai sosial lainnya, jadi saya rasa ini acara yang sangat bagus, mengajarkan anak muda masa kini tetap peduli dengan dibalut festival musik, Kasih Putih,” beber Dito.
Festival Kasih Putih akan diselenggarakan melalui dua rangkaian acara yakni, roadshow yang akan diselenggarakan di 3 kota yaitu, pada tanggal 4 November 2023 di Jakarta, 10 November 2023 di Solo, dan 18 Novembes 2023 di Ambon hingga puncak acara Festival di Jakarta pada bulan Februari 2024.
Dito juga ingin acara ini tidak hanya digelar di tiga kota saja, melainkan di banyak daerah di Indonesia juga. Karena menurut Dito, bukan hanya bagaimana mencari dukungan tapi bagaimana anak muda dapat ikut berpartisipasi dengan santun dan kebersamaan.
“Jangan setiap kota, tapi seluruh daerah di Indonesia. Kita juga harus melihat realita apalagi sudah mau tahun 2024 yang mulai hangat. Maka toleransi dan juga pemahaman perjuangan ini harus mulai disosialisasikan dengan cara yang unik. Tujuannya bukan cuma cari dukungan tapi bagaimana anak muda bisa berpartisipasi dengan cara yang santun dan juga kebersamaan,” pungkas Dito.
Sebagai bentuk dari gerakan sosial, penyelenggara menuturkan Festival Kasih Putih ini mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dengan menyumbangkan buku dan pakaian layak pakai yang nantinya akan di distribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini belum pemah dilakukan sebelumnya, maka dari itu dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi akan mendapatkan keuntungan, yaitu mendapatkan potongan harga tiket.
Festival ini juga mengajak berbagai musisi yang akan ikut berpartisipasi dalam gerakan sosial ini diantaranya ada The Bakuucakar, Nona, WIT, Eko Poceratu, Menjadi Manusia, hingga Stand up Comedy Solo dan Ambon, dan masih banyak lagi aktivis serta musisi lainnya. Festival Kasih Putih juga membuka music submission untuk musisi-musisi baru yang belum mempunyai manajer dan label untuk menunjukan karyanya.
Selain itu, tidak hanya tampil bagi musisi yang terpilih tapi juga akan dikurasi oleh IMARINDO dan dibuatkan Album Festival Kasih Putih yang akan direkam secara langsung di Studio Lokananta, Solo sebagai bentuk menghidupkan Lokananta. Hal ini dilakukan agar bisa merangkul semua elemen dan keberagamannya untuk bersama-sama menikmati rangkaian festival yang mempunyai makna besar dan mendalam bagi seluruh lapisan masyarakat.