Nu Seven; Satu Dekade Bermusik, Akhirnya Melahirkan Bayi Bernama Mr Blank

Music385 Dilihat

Urbannews | Bermusik, entah hanya sebagai aktivitas iseng, atau profesi, harusnya punya pilihan yang jelas. Pilihan jelas itu artinya, tahu musik yang dimainkannya, tahu arah kariernya dan tahu mau serius atau hanya senang-senang berhadiah saja. Ibarat percintaan, harus ada kejelasan, mau dibawa kemana hubungan yang sudah dijalin itu. Begitulah musik.

Kalau Anda punya hubungan tanpa status atau teman tapi mesra dengan industri musik, rasanya perlu banyak berbenah. Kalau tidak, Anda mungkin hanya dianggap ‘menclok-menclok’ doang, dan itu tidak melahirkan karakter yang jelas sebagai penggambaran musisinya. Apalagi sampai terjebak pada ruang nostalgia dan rutinitas, sehingga lupa melahirkan bayi (karya_red;) yang bisa jadi ciri Anda sebagai musisi.

Beruntung grup musik Nu Seven setelah 10 Tahun atau satu dekade bermusik dari satu café ke café, tersadarkan untuk keluar dari zona nyamannya. Nu Seven terdiri dari 6 personil yaitu Boy & Virdy (Vocal), Maddy (Drum), Pitoy (Bass), Dio (Gitar) dan Ewho (Keyboard), mengumumkan karya agung yang lahir dari kreatifitas mereka yang diberi judul Mr. Blank, di Loki Cikini Jakarta, Jumat (24/2/2023).

“Kelahiran bayi (karya lagu_red) perdana Nu Seven ini, terus terang, bermula dari komentar beberapa teman yang intinya menanyakan ‘kapan lu punya karya lagu sendiri’. Mereka tahunya, sehari-hari kami bermain band regular setiap malam di beberapa café di Jakarta, membawakan lagu-lagu orang lain. Ooh iya juga ya, seperti sebuah tantangan sekaligus juga tamparan sih. Maka, kami sepakat untuk punya karya sendiri jelang perayaan satu dekade bermusik yang jatuh pada tanggal 7 April mendatang”, jelas Boy (Vokalis) mewakili teman-temannya.

Tidak hanya sekedar karya perdananya yang disodorkan Nu Seven, tapi pilihan genre yang mereka mainkan di lagu Mr. Blank berirama Ska Punk. Cukup menarik. Seperti diketahui, band café selalu gonta-ganti genre? Hari ini main di pop, besok di dangdut, lusa ikut rock atau minggu depan sok-sokan ngejazz. Meskipun sekarang banyak yang melakukan crossover dalam musik, tapi kejelasan sikap itu menjadi satu patokan penting.

Pilihan Nu Seven bermain di skena musik Ska Punk tidak muncul tiba-tiba, ini hasil kesepakatan bersama. “Genre yang kita mainkan untuk rilisan perdana ini berirama Ska Punk. Hal ini kami sepakati untuk memberi warna lain di musik Indonesia (Out Of the Box) karena music yang sedang trend sekarang semua hampir seragam (Anti Mainstream) semoga bisa lebih mudah tersampaikan makna dari lagunya”, tukas Ewho (Keyboardist).

Single Mr Blank terinspirasi dari crew band mereka bernama Andrew Blank. Mr Blank pun dijadikan sebagai Ikon “Persahabatan”. Lagu ini bisa mewakili perasaan para pendengar tentang arti persahabatan yang sebenarnya, dimana ketika sahabat kita ada terkadang bikin kesel dan ketika sahabat kita lama gak ketemu kita merasa kehilangan.

Mereka mengawali dengan melakukan workshop dalam proses penggarapan single perdananya ini. Setelah selasai, langsung masuk proses rekaman di Harper Studio, dan untuk Mixing & Mastering di garap oleh Mas Bems dari Harper Studio, yang kebetulan studio yang menggarap grup band Tipe-X.

Rilisan single perdana Nu Seven yang dikerjasamakan dengan Inside Indo ini, dalam waktu dekat sudah bisa di dengar di semua digital platform music. Mereka berharap semoga lagunya bisa diterima dan di sukai oleh pendengar musik Indonesia. Tentunya ini bisa jadi pengingat mereka saat di sela-sela bermain regular di café bisa menyempatkan waktu untuk membuat karya-karya selanjutnya.

Ketika masih banyak yang memasalahkan pilihan bermusik kita. Bagi saya, sudah tidak penting perbedaan itu. Kejelasan sikap, sebenarnya lebih kepada strategi promo dan target pasar yang kita incar. Tapi saran saya: berkarya saja, tidak usah pusingkan hal lain. Ketika masih banyak musisi yang menghujat genre lain yang dianggap tidak selevel dan hanya genre milik kaum ‘marjinal’ atau pinggiran saja, kita harusnya bisa lebih menghargai apapun genre di luar yang kita mainkan.

Biarkan saja melayu mendayu, rock bergaung, jazz bergema, dangdut berdendang atau bahkan ska punk berjingkrak. Tidak ada yang salah bukan? Kalau Anda tidak suka dengan salah satunya, silakan tutup kuping atau dengar saja yag Anda suka. Habis perkara. Jadi mengapa kita pusing dan repot berkomentar bahwa genre yang kita mainkan adalah yang terbaik?

Sikap yang jelas dalam bermusik juga akan membantu kita mengatur promosi yang tepat. Misalnya kita jelas-jelas memilih ska punk sebagai dasar bermusik, tentu tidak akan melakukan promosi di ajang festival dangdut bukan? Sing penting, musisi harus mencoba survive di semua jatuh bangunnya industri musik itu sendiri. Hubungan yang jelas antara musik dan musisinya, biasanya juga akan melahirkan sinergi.

Selamat Nu Seven, panjang umur musik Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *