Urbannews | Tugas musisi adalah membuat lagu. Tapi jika ingin dikenal banyak orang dan viral di era saat ini, mempelajari karya visual menjadi elemen penting. Musisi diwajibkan paham tentang karya visual untuk menunjang brand imej. Seperti halnya produk, musisi juga membutuhkan karya visual seperti logo untuk mempermudah brand awareness kepada masyarakat.
Karya visual dalam industri musik bukan hanya logo musisi, video klip atau lirik, banyak konten yang membutuhkan karya visual. Misalkan, artwork dalam album fisik dan digital. Bahkan di era ini, artwork juga digunakan dalam single yang dirilis musisi.
Pernyataan ini mencuat dari olah Diskusi Industri Musik dan Musisi (DIKSI) Maraton #2-episode 4, Jumat, 22 Oktober 2021, bertemakan “Peran Penting Karya Visual Bagi Karya Musik yang Berdaya Jual”, persembahan Federasi Serikat Musisi Indonesia (FESMI) yang didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Diksi Maraton #2 – episode 4, yang dipandu oleh Putri Siahaan, Musisi (Pianis), Wakil Direktur Pelatihan & Pemberdayaan FESMI, sebagai moderator. Dengan menghadirkan narasumber Daivalana (CEO Visual & Multimedia Studio “MejaBundar Studio”), dan Dennis Tumiwa (Fotografer, Videografer, Marketing Manager HIV! Management), lebih menekankan bahwa musisi kini harus paham konten visual menjadi elemen penting.
Ikke Nurjanah sebagai Bendahara FESMI yang ikut hadir dalam diskusi tersebut menjelaskan, bahwa karya visual menjadi elemen penting untuk mengkampanyekan karya kepada pencinta musik. Karya visual menjadi daya tarik untuk bisa memahami lagu yang diperdengarkan.
“Sekarang banyak sekali punya teman-teman kreasi dan inovasi tinggi. Bahasa musik kita makin didukung visual yang baik semakin memiliki daya jual. Visual menjadi bentuk presentasi dari karya kita, menjadi daya tarik yang lebih. Visual menjadi magnet dan daya tarik kita,” ujar Ikke Nurjanah ketika memberikan sambutan #DIKSI Maraton 2, episode 4.
Daivalana, CEO Visual & Multimedia Studio “MejaBundar Studio” yang kerap mengerjakan karya visual untuk musisi Indonesia seperti Kunto Aji dll. Ketika membuat karya visual untuk musisi, brainstorming harus dilakukan. Karya visual harus bisa menjadi boosting, agar makna dari lagu yang dihadirkan mudah masuk ke dalam jiwa pendengar.
“Sekarang musisi, atau band arahnya ke genre apa, karya visual dibuat ke arah yang sesuai dengan karakter musisi dan lagunya. Sekarang saatnya musisi dan orang visual menyamakan ide agar bisa mem-boosting pesan lagu. Yang saya rasakan ketika bekerja sama dengan musisi, banyak karakter. Ada yang ingin simple ada yang grafis ditonjolkan jadi tergantung musisi ingin membranding imejnya,” ujar Daivalana, selaku nara sumber.
Senada dengan Daivalana, nara sumber lainnya yakni Dennis Tumiwa (Fotografer, Videografer, Marketing Manager HIV! Management), menjelaskan karya visual menjadi penyempurna lagu yang dibuat musisi. Platform media sosial yang makin ramai, menjadi sarana penting untuk promosi.
“Menurut aku, karya musik tanpa visual kurang sempurna. Dengan karya visual video klip, yang dimanjakan tak hanya kuping, tetapi juga mata. Apa lagi lagu dan visual cocok. Sekarang edit karya visual bisa mudah dengan menggunakan HP untuk newbie. Di luar video klip video lirik, sekarang, buat konten youtube banyak bisa dibuat. Sosmed, seperti Tiktok, yang penting visual dan makna lagu bisa berjalan selaras,” jelasnya.