Urbannews | Sebuah peribahasa “malang tak dapat ditolak untung tak dapat diraih”. Mengandung makna, dalam kehidupan ini segala sesuatu yang terjadi bukanlah kita yang menentukan. Malang dan untung silih berganti menghampiri setiap insan. Hidup ini bagaikan roda yang terus berputar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. Tugas kita sebagai manusia yang berakal hanyalah berikhtiar.
Seperti pribahasa itulah, perjalanan grup band dengan konsep musik “hybrid pop”, Elkasih yang dibentuk pada 1 Januari 2008. Band yang beranggotakan Noventino Budi Lesmana a.k.a. El Ibnu (vokal), Achmad Arifin a.k.a. El Arief (drum), Fajar Adrian Prabudi a.k.a. El Fajar (bass), Arie Sapta Hernawan a.k.a. El Ari (keyboard), dan Taufieq Muttaqien a.k.a. El Pico (gitar), saat itu menyedot perhatian penikmat musik lewat debut album perdananya berjudul “Pesan Dari Surga” dengan single “Kau Tigakan Cinta” meledak di pasaran.
Dua tahun berselang, Elkasih merilis album kedua mereka berjudul “Cinta Itu Ada” yang berisi tujuh buah lagu. Semua lagu dalam dua album Elkasih tersebut sebagian besar diciptakan oleh El Ibnu alias Noventino Budi Lesmana. Dan, setelah kedua album itu, El Kasih tak lagi terdengar. Sepencerita para personil, vokalis sekaligus pencipta lagu dari band itu, El Ibnu, diketahui terserang stroke dan terpaksa harus hidup di atas kursi roda.
Kemalangan menimpa El Ibnu menjadi viral di media sosial. Tidak hanya sampai disitu, terungkap persoalan manajemen Elkasih dengan label tempat mereka bernaung, hingga personil band itu berpisah. Bahkan, El Ibnu yang seharusnya masih dapat menikmati hasil kerja kerasnya sebagai musisi justru tak mendapat apa-apa, termasuk para personil band hampir tidak pernah menikmati buah hasil karya mereka.
Momen tersebut membuka kembali cerita perjalanan band dengan filosofi “yang terkasih” (Elkasih). Penderitaan yang di alami El Ibnu, akhirnya menyatukan kembali para personil band itu. El Ari menggagas ide untuk membantu Ibnu yang tengah dalam kesulitan, agar tetap semangat dan terus berkarya lewat talenta menulis syair untuk Elkasih.
Sebagai langkah untuk terus eksis, ada dua project penting yang dikerjakan Elkasih, yaitu Elkasih Legacy dan Elkasih Reborn. Project bernama Elkasih Legacy melibatkan penampil-penampil lain sebagai vokalis, sebagai pengganti El Ibnu yang sudah tidak bisa lagi bernyanyi. Lagu-lagu yang dibuat sebagai project Elkasih Legacy diambil dari kisah hidup Ibnu.
Sementara itu, Elkasih Reborn adalah upaya mencari vokalis baru pengganti El Ibnu, dengan sederetan audisi panjang yang pada akhirnya menemukan vokalis baru. Namun, Elkasih tak akan melupakan El Ibnu sebagai vokalis Elkasih yang begitu berjasa. Dan, menurut El Arif, meskipun mereka sampai saat ini masih belum mendapatkan hak royalty, tapi mereka berhasil mendapatkan hak kepemilikan lagu-lagunya.
Lagu “Kau Tigakan Cintaku” cukup populer di kalangan anak muda Indonesia sehingga mengangkat nama Elkasih. Di akhir bulan Agustus 2020, mereka menggarap ulang hits single “Kau Tigakan Cinta” featuring Dhani Adipati. Setelah itu, Elkasih Legacy merilis sekuel single tersebut dengan judul “Maaf” yang berkisah tentang perjalanan asmara El Ibnu dan kekasihnya, Sarah Dee, pada 8 November 2020 lalu. Lagu yang diciptakan oleh El Ibnu, El Arif, dan Firman Purnama ini, Elkasih tampil bersama Vebrie Verona.
Videoklip lagu “Maaf” yang digarap oleh Warna Production, penggambaran lagu tersebut dibuat begitu real dengan menampilkan kisah nyata perjalanan cinta El Ibnu dan Sarah. Videoklip menunjukkan transisi waktu yang dramatis ketika Ibnu dan Sarah menjalani masa anak-anak, remaja, dewasa, dan hingga saat ini. Videoklip “Maaf” melibatkan hampir seluruh keluarga besar Elkasih.
“Di project Elkasih Legacy II “Maaf” featuring Vebrie Verona ini kami masih swadaya dalam hal pendanaan produksi sampai dengan promosi. Kami hanya titip digital ke Nagaswara untuk penjualannya. Semoga Elkasih mendapatkan sambutan kembali di industri musik Tanah Air,” ujar El Ari.