Urbannews | Untuk pertama kalinya, Film Dokumenter Indonesia Para Hiking diputar melalui virtual fim screening di Amerika Serikat. Film yang mengangkat kisah tentang lima pendaki difabel Indonesia yang berjuang menaklukkan puncak gunung Gede di Jawa barat ini, diputar dalam event Indonesia Film Screening, dengan hosting langsung dari kota New York dan negara bagian Connecticut, beberapa minggu lalu.
“Film ini sangat inspiratif. Ini adalah contoh luar biasa dari ketekunan, kerja tim dan keberanian dalam mengatasi rintangan”, kata Francis Commercon, mahasiswa jurusan lingkungan hidup, Universitas Yale. Francis adalah satu dari lebih 150 penonton yang terdiri dari mahasiswa Amerika, diaspora Indonesia dan publik umum. Sementara bagi mahasiswa Hassan Oman, film Para Hiking sangat inspiratif dan menumbuhkan rasa saling menghargai sesama manusia. “Saya diperkenalkan dengan kisah-kisah masyarakat Indonesia yang walaupun mempunyai keterbatasan (difabel), berusaha mengatasi tantangan masing-masing untuk mencapai puncak gunung”, jelas Hassan Osman, mahasiswa semester awal Universitas Yale.
Film Para Hiking yang disutradarai oleh sutradara muda Fajrian ini, berhasil terpilih sebagai Film Dokumenter Terbaik dalam Disability Film Festival, Western Colorado University pada pertengahan Juni lalu. Keberhasilan Fajrian yang menyajikan gaya penyutradaraan docu-reality dengan latar belakang lima pendaki difabel menembus berbagai rintangan alam, cuaca hingga berbagai keterbatasan manusia, mampu menguras keharuan penonton untuk larut dalam perjuangan mereka. “Saya tidak menyangka kalau film ini akan mendapatkan apresiasi yang besar di dunia internasional”, jelas Fajrian dalam diskusi film virtual dengan para penonton. Selain di Amerika, Film Para Hiking sudah mendapatkan beberapa penghargaan film di berbagai Negara lain.
Pemutaran Film Para Hiking ini, merupakan event online film screening kedua yang diselenggarakan oleh Universitas Yale bekerjasama dengan Acha Productions New York, dan didukung oleh KJRI New York, Bank Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia. Event ini juga didukung oleh Konsorsium Pengajar Bahasa Indonesia (Consortium for The Teaching of Indonesian) yang terdiri dari pengajar dan mahasiswa di Arizona State University, UC Berkeley, Cornel University, John Hopkins University, University of Michigan, Northern Illinois University, Ohio University, UCLA, University of Hawaii, University of Washington, University of Wisconsin-Madison dan Yale University.
“Sebuah film yang mencerminkan hakekat manusia sejati, yakni sedia menghadapi hidup dengan semangat sebagai penakluk. Keberhasilan dokumenter ini juga adalah karena penonton bisa merasakan sentuhan hati nurani serta ketulusan murni dari para pemain dan crew yang sangat beruntung terjalin dan menguat selama proses pembuatan film”, kata Professor Indriyo Sukmono, pengajar Bahasa Indonesia dari Universitas Yale.
Acara dipandu oleh Maya Naratama dari Acha Productions dan Nikita Abigail, mahasiswi S2 program studi Asia di Cornell University, dihadiri oleh DR Arifi Saiman (Konjen RI, New York), Professor Indriyo Sukmono (Yale University), Fajrian (Sutradara & Produser) serta dua pemain film ini yaitu Arung dan Wishnu. “Pemutaran film ini bertujuan untuk mengenalkan seni, budaya dan masyarakat Indonesia, terutama kepada para mahasiswa Amerika yang belajar tentang Indonesia”, kata Maya Naratama, produser yang berkarir di New York. “Rencananya tahun depan kami akan kembali menghadirkan Indonesian Online Film Screening, tentunya dengan film-film yang berkualitas dan belum pernah ditayangkan di Amerika”, jelas Maya Naratama.