Urbannews Peduli | Di masa pagebluk Covid-19 ini, banyak cara dilakukan untuk mempertahankan dan melindungi kemanusiaan.
Selaras dengan standard kesehatan yang ditetapkan WHO. Selain, aturan social distancing atau yang kini disebut physical distancing, dirumah saja, atau mencuci tangan yang bersih, ternyata masker secara fundamental mampu mencegah transmisi (penyebaran virus) dari Anda ke orang lain melalui bersin, batuk, tetapi juga bernafas.
Sebab, banyak ditemukan kasus yang tidak menunjukkan gejala. Sehingga dengan menggunakan masker kita semua saling melindungi. “Saya melindungi Anda, Anda melindungi saya. Dan kita berdua aman”.
Begitu yang diharapkan, oleh Gerakan Pakai Masker (GPM) yang berdiri di bawah naungan Perkumpulan Semua Peduli Bangsa (PSPB). Yang diantaranya diinisiasi oleh Sigit Pramono (ex Dirut BNI, Endang Hoyaranda (Prodia), Andy F. Noya, Dr. Pandu Riono (ahli epidemiologi UI), Joko Setiyanto (Ketua Umum Pengelola Asosiasi Pasar Indonesia/Asparindo), Kemal Gani, Djito Kasilo, Danton Sihombing, dan Yuswohady.
Meski sejatinya gerakan ini sederhana, namun sangat esensial sekali dalam menyelamatkan kemanusiaan. Atau paling tidak dapat menghambat persebaran pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum ditemukan vaksinnya.
Sebagaimana dijelaskan Ketua Komite Sponsor & Donatur Eric Martoyo, official launching GPM oleh PSPB akan dilakukan pada tanggal 27 Juni mendatang di Pasar Tanah Tinggi, Tangerang, Banten.
“Target kampanyenya GPM di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia,” kata vokalis dan motor grup band Montecristo itu di Jakarta, Senin (8/6/2020).
Eric Martoyo menambahkan salah satu misi GPM ialah mempersiapkan masyarakat termasuk para pedagang di pasar tradisional agar siap menyongsong jaman normal baru, dengan tetap berdagang, tetapi wajib memakai masker dan mengikuti protokol pencegahan penularan virus Covid 19 yang lain. Seperti jaga jarak, dan jaga kebersihan termasuk cuci tangan.
Dengan demikian pasar tradisional yang merupakan urat nadi perekonomian Indonesia tetap bisa beroperasi dan menjaga ekonomi bisa bergerak secara normal. “Kita tidak bisa menyerahkan persoalan kepada Pemerintah, karena mereka juga memiliki keterbatasan,” imbuh Eric.
Untuk itulah, sebagai bagian dari anak bangsa, GPM oleh PSPB menginisiasi langkah positif ini.
Mengapa pilihan GPM menghidupkan kembali pasar traditional? Karena pasar traditional adalah urat nadi perekonomian masyarakat kecil. Meski pada saat bersamaan, kondisi pasar traditional yang cenderung becek menjadi ancaman yang sangat gawat atas persebaran Covid-19.
“Kalau Kita nggak bergerak jangan-jangan akan ada gelombang kedua, ntar. Untuk itulah memakai masker adalah solusi tergampang, karena dengan mengenakkan Masker, dapat menahan hingga 75% tertular dan menularkan virus ini, antarpedagang dan pembeli di Pasar Tradisional,” tekan Eric Martoyo.
Di atas itu semua, GPM sebenarnya menekankan bukan pada gerakan pakai maskernya, “Tapi rakyat bisa hidup lagi dengan mengenakkan Masker dan memenuhi Protokol kesehatan lainnya selaras standard kesehatan yang ditetapkan WHO),” katanya.
Dengan rakyat dapat menjalankan roda perekonomiannya kembali, dengan sendirinya rakyat kembali dapat makan dan hidup. Atau menjalani kelaziman baru (New Normal) ini dengan baik. “Jadi, biar gampang, untuk teaser, yang dihembuskan PSPB adalah Gerakan Pakai Masker dulu,” kata Eric Martoyo.
PSPB selain diisi beberapa nama inisiator di atas, juga didukung oleh Goenawan Muhamad, Yenny Wahid, KH. Mustofa Bisri, Romo Mudji Sutrisno, Marie Elka Pangestu, Peter Gontha, Erry Riyana Hardjapamekas, Butet Kertaredjasa, Yusuf Mansur, Dr. Mohamad Haris, Harris Turino, dan beberapa nama lainnya.
/e20-BB