Meniti Jalan Menuju JogjaROCKarta Festival #4 2020, Istimewa!

Our Corner460 Dilihat

Urbannews | Menempuh perjalanan darat menggunakan kendaraan roda empat hampir dua belas jam dari Jakarta menuju Yogyakarta, kalau anak zaman sekarang sih bilangnya ‘sesuatu bingit’. Ya! begitulah, demi menikmati sesajian musikalitas dua supergroup musik rock dunia Scorpions dan Whitesnake di perhelatan JogjaROCKarta Festival #4, bertempat di Stadion Kridosono Yogyakarta, Minggu (1/3/2020), capeknya terbayar lunas setelah melihat aksi mereka yang tampil enerjik di atas panggung.

Awalnya, sempat meragu apakah berangkat atau tidak ke pengajian musik tahunan yang dihelat oleh Rajawali Indonesia. Berhubung line up artis bikin kemecer, ritual guyuban bareng para sahabat musik rock bikin ati tentrem rock’jinawi, akhirnya memutuskan berangkat juga. Apalagi, gerombolan pekerja ‘teks’ komersial (jurnalis) di WAG (whatsApp Group) ‘Jurnalis Kanal Musik’ berangkat duluan dengan kereta api juga pesawat, begitupun termasuk rekan jurnalis undangan khusus dari WAG Jogjarockarta Trip.

Menjaga silaturahmi lewat musik konon bikin kita awet muda dan umur panjang, tersebab saling berbagi enerji. Sontak, cari-mencari tiket pesawat untuk penerbangan minggu pagi di mulai. Ketika jari jemari berselancar di jagad maya, tetiba henpon berbunyi, sebaris teks muncul di whatsApp dari Irish Blackmore yang menanyakan apakah saya berangkat ke Jogjarockarta. Kemudian disusul dengan kalimat lainnya, berangkat bareng pake mobil yuk mas!. Tanpa babibu lagi, sontak saya jawab hayuklah siapa takut! Setelah menentukan meeting point, berangkatlah kita menuju Jogja tepat pukul 5 sore di hari Sabtu.

Bila di total non stop Jakarta – Yogyakarta bisa ditempuh kurang lebih dalam waktu 9 jam lewat jalan tol dalam kondisi normal, tentunya dengan kecepatan rata-rata 100-120 Km/jam dengan jarak tempuh +/- 540 kilometer. Karena niatnya santai saja, maka jalan pun persis seperti lagunya Band Kotak ‘pelan pelan saja’. Setelah istirahat sejenak di Magelang, jam 10 pagi bergegas menuju venue di Stadion Kridosono Yogyakarta. Setengah perjalanan tatkala mampir dahulu ke toko kelontong merek cap Indo untuk beli bahan baku, tetiba hujan cukup deras menyambutnya.

Setelah sruput ipok meti, kami bergegas menuju venue karena open gate mulai pukul 13.00 di tengah rintik hujan yang masih mengguyur Jogja. Melihat rundown, Death Vormit tampil membuka gelaran Jogjarockarta pukul 14.30, kemudian disusul Kelompok Penerbang Roket, Navicula, GodBless, The Hu, Powerslaves, dan ditutup oleh Whitesnake serta Scorpions sebagai pamungkas. Berhubung waktu menunggu cukup lama dan hujan masih tetap turun, kami pun bergeser untuk memenuhi undangan makan siang seorang rekan musisi.

IMG_20200307_174512

Gemercik hujan masih tetap awet, padahal waktu sudah menunjukan pukul 15.30. Jika dilihat dari randown, GodBless manggung tepat pukul 17.00. Artinya, kudu bergegas menuju venue untuk menyaksikan aksi panggung band legend Indonesia yang tidak kalah garang dari dua supergroup luar. Di pintu masuk Stadion Kridosono, terlihat antrian penonton sedikit lengang. Begitu berada di dalam, penonton terlihat berseragam menggunakan jas hujan warna warni, ada yang dekat panggung, ada pula yang menepi di deretan booth atau bangku foodtruck sambil iciicip.

IMG_20200307_174422

Hujan reda ketika Navicula beraksi di panggung pukul 16.20 WIB. Band grunge asal Ubud Bali ini membawakan enam lagu, yakni Di Depan Layar, Biarlah Malaikat, Busur Hujan, Mafia Hukum, Bali Berani Berhenti, dan Metropoluta. Band yang digawangi I Gede Roby (vokal), Khrisnanda Adipurba (bas), dan Palel Atmoko (drum) ini baru pertama kali tampil di JogjaROCKarta Festival #4 2020. “Kami senang bisa main di JogjaROCKarta karena berarti kami menjadi bagian dari sejarah pentas musik rock terbesar, bisa menambah daftar curriculum vitae kami,” celoteh Roby.

IMG_20200307_175656

Sayangnya, saya tidak sempat menyaksikan Kelompok Penerbang Roket yang membuka JogjaROCKarta Festival #4 2020, mengganti posisi Death Vomit yang seharusnya menjadi band pembuka pada 14.30 WIB yang memutuskan untuk tidak jadi tampil karena hujan deras yang mengguyur sejak siang. Kelompok Penerbang Roket, band asal Jakarta yang beranggotakan John Paul (bass dan vokal), Rey Marshall (gitar), dan Igusti Vikranta (drum) tampil sekitar 40 menit membawakan lagu berjudul Anjing Jalanan sebagai pembuka dan menutup penampilan mereka dengan lagu Mati Muda.

IMG_20200307_175116

Band rock legendaris Godbless tampil sekitar pukul 17.00 WIB. Ahmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fatah (bass), Abadi Soesman (keyboard) dan Fajar Satritama (drum), memainkan 11 buah lagu, antara lain Rumah Kita, Kehidupan, Cermin, dan Semut Hitam. Penampilan Godbless di JogjaROCKarta Festival #4 2020 ini adalah yang ketiga kalinya. Panggung JogjaROCKarta Festival #4 2020 juga mempertemukan kembali Godbless dengan David Coverdale, vokalis Whitesnake. Mereka pernah satu panggung saat David masih menjadi vokalis Deep Purple dan konser di Jakarta pada 1975.

IMG_20200307_174630

The Hu, band rock asal Mongolia naik ke panggung pada pukul 18.20 WIB. Band yang beranggotakan Nyamjantsan Galsanjamts, Galbadrakh Tsendbaatar, Temuulen Naranbaatar, dan Enkhasaikhan Batjargal tampil sekitar 45 menit. Mereka membawakan sembilan lagu, meliputi, Shoog Shoog, The Same, The Gereg, Uchirtai Gurav, Yuve Yuve Yu, Wolf Totem, The Great Chinggis Khaan, Black Thunder, dan This is the Mongol. Mengusung aliran Hunnu Rock, The Hu menggabungkan headbanging barat dengan musik tradisional. Band ini juga menggunakan suling serta gitar khas Mongolia.

IMG_20200302_120503

Berikutnya, band slow rock legendaris 90-an, Powerslaves, tampil tepat sebelum Whitesnake. Band yang digawangi Heydi Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), dan Wiwiex Soedarno (keyboard), ini seharusnya membawakan 10 lagu. Namun, pengaturan ulang durasi membuat mereka hanya tampil 20 menit dan membawakan lima lagu. Band yang baru pertama kali datang ke JogjaROCKarta ini membawakan lagu-lagu hitsnya, seperti, Impian dan Jika Kau Mengerti. Walau sedikit kecewa ada pemotongan durasi tampil, akan tetapi ia memakluminya. “Sudah biasa bermain sebelum artis luar negeri durasi tampil dipotong. Tapi, kami senang bisa tampil di JogjaROCKarta, amazing,” ujar Anwar.

IMG_20200307_175052

Semakin malam, JogjaROCKarta Festival #4 2020 semakin ramai. Sekitar 17.500 penonton memadati lapangan yang basah akibat hujan yang mengguyur sejak siang. Scorpionss maupun Whitesnake siap-siap menghipnotis penonton yang sudah nunggu kedatangan mereka.

IMG_20200307_175032

Whitesnake tampil lebih dulu ketimbang Scorpions. Mereka membuka penampilannya dengan lagu Bad Boys pada pukul 20.40 WIB. “Akhirnya bertemu lagi setelah 1975,” ujar David Coverdale, sang vokalis, yang sempat di Deep Purple ini, menyapa penonton JogjaROCKarta Festival #4 2020. David Coverdale bersama Reb Beach (guitarist) Michael Devin (bass), Tommy Aldridge (drum), Joel Hoekstra (gitar), dan Michele Luppi (keyboard), ), tampil selama 80 menit membawakan 14 lagu, antara lain, Hey You, Slow And Easy, Shut Up And Kiss Me, dan Still Of The Night.

IMG_20200307_180247

Scorpions sebagai pamuncak rangkaian penampil gelaran JogjaROCKarta Festival #4 2020 yang dihelat Rajawali Indonesia, dengan lagu pembuka Going Out With A Bang. Band rock asal Hanover Jerman ini beranggotakan Rudolf Schenker (gitar), Klaus Meine (vokal), Matthias Jabs (gitar), Paweł Mąciwoda (bass), dan Mikkey Dee (drum) memainkan 15 lagu, termasuk hits Wind Of Change dan Still Loving You. Ada pula 70’s medley yang terdiri dari lagu Top Of The Bill, Steamrock Fever, Speedy’s Coming, dan Catch Your Train. Sekalipun beberapa waktu lalu, Klaus Meine baru saja mengalami tindakan medis, berupa operasi batu ginjal. Aksi panggungnya dkk tak kalah memukau, bahkan membagikan sejumlah stik drum kepada penonton. Scorpions pun mengakhiri pertunjukannya dengan lagu Rock You Like A Hurricane.

IMG_20200307_173501

CEO Rajawali Indonesia sekaligus founder JogjaROCKarta, Anas Syahrul Alimi, nampak sumringah dan bersyukur konser berjalan sukses walaupun sempat hujan. Ia tidak menampik ada satu band yang batal tampil karena faktor cuaca. Menurut Anas, ia akan membuatkan event khusus buat mereka. Lebih lanjut, Anas berujar, JogjaROCKarta bisa ditiru daerah lain dan menjadi contoh festival kelas dunia juga bisa digelar di daerah. Contohnya, bagaimana Scorpions dan Whitesnake dapat bermain dalam satu panggung. Dan, JogjaROCKarta Festival #4 2020 jadi saksi sejarah musik Indonesia. Bahkan, pergelaran ini juga membuktikan di tengah isu virus corona, pariwisata bisa terdongkrak melalui acara ini. Tidak heran, jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga menonton JogjaROCKarta Festival #4 2020 menyampaikan ke Anas Syahrul Alimi keinginannya membuat acara serupa di Semarang.

Persenyawaan musikal antara headliner dan penonton JogjaROCKarta Festival layaknya suplemen untuk saling berbagi enerji, bertahan hingga usai tanpa rasa takut virus corona alias covid-19. Musik berjenis kelamin ‘rock’ memang luar biasa, punya penggemar yang tak sedikit. Karena, musik yang satu ini dapat membangkitkan semangat sekaligus memberikan inspirasi. Sang Khalik sebenarnya menurunkan darah rock n’ roll kepada siapapun. Kita nggak pernah tahu apakah ketika lahir, kita sudah menganut DNA itu. Tapi percayalah, titisan itu sudah menetes dalam setiap aliran darah kita. Pilihannya memang kemudian ada yang terjun sebagai musisi beneran, musisi numpang lewat, atau sekadar penikmat musik yang kadang-kadang sok tahu [seperti saya ini, boleh toh!].|(Foto:IG Jogjarockartafestival)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

53 komentar