Urbannews Event | Kemajuan pesat teknologi digital saat ini membawa perubahan yang menarik mewarnai pelaku seni rupa dunia. Praktik seni yang dibantu teknologi ini tidak hanya menularkan perubahan lebih atraktif, tetapi kondisinya memperkenalkan gairah baru bagi pelakunya.
Seni media baru berusaha mengelola kegiatan seni visual dengan dukungan dari teknologi digital. Fenomena gabungan seni visual dan teknologi ini menjadi harapan baru yang semakin terkenal perjalanannya. Dimana geliat kreatif ini menjanjikan gagasan yang amat luas, termasuk media dan penyajiannya.
Berkat teknologi, karya pelaku seni media baru memiliki sifat yang interaktif, linier, time based, dan adanya upaya melakukan intervensi ke publik lebih luas. Seni media baru juga memunculkan keingintahuan akan eksplorasi ekspresi yang lebih mendalam, personal, lebih reflektif, dan lebih fleksibel. Sebuah karya seperti layak untuk diterima secara global.
Namun hanya mereka yang konsisten dalam berprogres, dan juga mampu menciptakan sebuah transformasi. Nah! Para insan kreatif terpilih dengan karya futuristiknya kembali membawa transformasi untuk industri seni tanah air melalui gelaran Wave of Tomorrow. Festival seni ini berbasis teknologi dengan pertunjukan musik fantastis yang akan dihelat pada 20-29 Desember 2019 di The Tribrata, Dharmawangsa.
Menurut Adrian Subono, President Commissioner Level 7, Wave of Tomorrow 2019 yang digelar untuk kedua kalinya semakin mengesankan karena melibatkan Iebih banyak kreator progresif dengan karya-karya yang mampu menghadirkan sebuah pengalaman dan interaksi berbeda bagi para audiens.
“Pengalaman unik tersebut diciptakan agar para audiens dapat merasakan sebuah hasil transformasi dari sebuah perjalanan progresif para kreator yang telah dikurasi oleh figur profesional dan ahli di industri seni,” tambah Adrian Subono, dalam acara talk show Selasa (3/12/2019) di Ecology Bistro Kemang, Jakarta Selatan.
Komposisi line up yang dinamis demi sebuah konsep festival yang berbeda, pihak Level 7 dibantu oleh art curator dan music curator. Mona Liem dengan pengalaman di berbagai festival seni intemasional, terlibat dalam Wave of Tomorrow sebagai Art Curator untuk mengurasi line up eksibisi seni dan sekaligus mempertajam konsep karya yang dihadirkan.
“Kami akan membawa sekitar 13 kreator dengan background dan disiplin ilmu yang berbeda. Sehingga dalam gelaran Wave of Tomorrow nanti akan ditemukan karya-karya instalasi seni interaktif dengan elemen multi-disiplin mulai dari SD visual, mapping, lighting, augmented reality, bahkan robotic,” pungkas Mona.
Lebih lanjut Mona menjelaskan bahwa karya-karya yang dihadirkan di Wave of Tomorrow diharapkan dapat menjadi tren dari perkembangan seni di masa depan. Di mana dunia dan industri seni terus berkembang namun satu yang tetap adalah sikap progresif untuk selalu menciptakan karya.
Berbagai elemen tersebut akan menunjang konsep kreatif untuk menyampaikan berbagai pesan dari para kreator. Hal tersebut dapat memberikan sebuah pengalaman unik dan berbeda bagi para audiens ini, hanya bisa didapatkan dengan menikmati karya-karya yang ahead of its time di Wave of Tomorrow.
Banyaknya kreator bereksperimen dengan teknologi digital di Wave of Tomorrow, harapannya nanti mampu berkomunikasi dengan audiens. Mereka di antaranya yaitu Sembilan Matahari, Rubi Roesli, Maika, Kinara Darma x Modulight, Motionbeast, U Visual, Notanlab, Farhanaz, serta beberapa artis internasional seperti Nonotak, dan Tundra.
Sembilan Matahari yang sebelumnya banyak bermain dengan visual mapping, akan hadir berbeda di Wave of Tomorrow menggunakan elemen kinetik dan robot. Adi Panuntun, CEO Sembilan Matahari, mengatakan ia dan kolektifnya ingin menghadirkan karya yang lebih interaktif. Format karya yang ia hadirkan nantinya akan merespons gema musik dan bergerak dengan selaras.
Akan ada banyak kejutan dan karya fenomenal yang bisa ditemui di Wave of Tomorrow. Ada karya masterpiece dari Nonotak yang akan bermain dengan sequence lighting pada sebuah lorong panjang, Tundra kolektif asal Rusia akan menciptakan sebuah instalasi audiovisual dengan menggunakan rerumputan yang memenuhi Ianskap ruang, dan Ouchh akan menghadirkan sebuah kubus berskala besar dengan karya bertajuk Data Gate.
Selain area eksibisi seni yang penuh dengan karya memukau, pada area musik para pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan fantastis baik dari musisi populer maupun emerging artists dengan karya yang unik. Beberapa di antaranya yaitu Kunto Aji, Danilla, Petra Sihombing, Eva Celia, Sunmatra, Dekadenz, Random Brothers, dll.
Studiorama yang diwakili oleh Xandega, music curator Wave of Tomorrow, menyampaikan bahwa para musisi akan tampil di Wave of Tomorrow dengan set up ‘spesial berbalut teknologi digital untuk dapat memberikan pengalaman unik bagi audiens. Sehingga sajian musik yang dihadirkan dapat turut melengkapi gelaran Wave of Tomorrow yang lebih dari sekedar festival senidan musik.
“Dengan berbagai sajian memukau dari para insan kreatif berbakat, Wave of Tomorrow berbeda dari festival seni dan musik lainnya. Sehingga bagi mereka yang ingin mencari inspirasi dan pengalaman baru, wajib untuk mengunjungi Wave of Tomorrow. Tiketnya sudah bisa diakses dengan harga Rp 100.000,per hari, atau all days access seharga Rp 500.000,-. Untuk informasi lebih lengkap, bisa mengunjungi waveoftomorrow.id,” tutup Adrian.| Edo