Urbannews Film | Kepolisian Republik Indonesia nampaknya sedang bergiat membuat film layar lebar, sebagai bentuk sosialisasi kinerjanya, tentang fungsi, tugas serta tanggung jawabnya menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
Setelah film pertamanya berjudul ‘22 Menit’ yang menceritakan peristiwa teror bom di Thamrin, Jakarta yang dirilis Juli 2018. Berlanjut ke film kedua ‘Pohon Terkenal’ yang bercerita tentang Taruna dan Taruni Akademi Kepolisian dirilis Maret 2019 lalu.
Berikutnya, di awal November 2019 lalu, membuat film ‘Hanya Manusia’ yang bercerita tentang pengungkapan perdagangan manusia. Dan, masih di bulan November tahun ini, kembali Polri menyuguhkan film keempatnya berjudul ‘Sang Prawira’, menceritakan perjuangan pemuda menjadi polisi.
Ide cerita film yang lahir dari para pejabat utama Polda Sumut yang didukung Wakapolda Sumut, Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, dan kemudian diperkaya oleh Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto ini, mengulas tentang sosok seorang polisi yang berani dan tangguh, bermuatan pesan moral pedagogis (strategi pembelajaran) kepada masyarakat.
Film Sang Prawira hasil kerjasama produksi MRG Film, Polda Sumatra Utara, serta Mabes Polri, yang akan rilis pada 28 November ini. Ponti Gea selaku sutradara mengemukakan, film itu menyuguhkan pergulatan sebuah keluarga dalam membuat keputusan mengenai pendidikan lanjutan bagi anak yang masih duduk di bangku SMA.
“Film ini terinspiratif dari seorang pemuda di kampung tepian Danau Toba yang bercita-cita menjadi polisi. SiSi ibu menuruti kemauan anaknya jadi polisi, sementara si bapak lebih condong anaknya bekerja di luar negeri agar dapat menolong keuangan keluarga yang selama ini tergolong miskin,” pungkas Ponti Gea, Sabtu (23/11) di Jakarta.
Ponti Gea juga menambahkan, selain menampilkan profesionalisme polisi, film ini juga memperkenalkan ragam kultur, membangun rasa nasionalisme masyarakat, serta tidak ketinggalan destinasi wisata. Untuk itu, lokasi syuting pun mengambil beberapa titik yang tersebar di beberapa daerah seperti Karo, Simalungun, Tobasa, Sibolga, Nias, Medan, Semarang (Akpol) dan Jakarta (Mabes Polri).
Film Sang Prawira ini melibatkan para perwira menjadi aktor diantaranya yakni Ipda Adityo ACP, Ipda Dimas Adit S, Ipda M Fauzan Yonnadi, serta aktris muda Anggika Bolsterli. Dan, istimewanya ikut pula terlibat pejabat negara serta Polri sebagai pelakon dalam film ini seperti Mendagri Tito Karnavian, Menkumham Yasoana Laoly, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, As SDM Polri Irjen Eko Indra Heri, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, dan lainnya.
Film Sang Prawira berkisah tentang seorang pemuda bernama Horas yang lahir di sebuah kampung di tepian Danau Toba. Keadaan keluarga yang tergolong kekurangan, membuat sang ayah berharap Horas jadi pengusaha, atau bekerja sebagai TKI, agar Horas bisa mengangkat status ekonomi keluarganya. Sayangnya, Horas berpikir lain, justru dia ingin menjadi seorang polisi.
Sejalan dengan keinginan sang Ibu, serta dukungan dari adiknya, Horas pun ikut Akademi Kepolisian. Tentu dengan jalan yang susah payah dan berat dalam menggapai cita. Tapi, tekad dan perjuangan Horas untuk meraihnya. Ditambah lagi, saat Horas baru saja menjalin kisah asmaranya yang romantis dengan Nauli rekan SMA-nya.|Edo