Urbannews Musik | Saban minggu, selalu saja bermunculan band-band anyar adu peruntungan di panggung musik tanah air. Mereka menjajakan karya lagunya yang sangat variatif, mulai dari lirikasi sederhana sampai bergaya sastra, termasuk karakter musikalitas yang dimainkan. Ada yang beruntung karyanya diapreasi pecinta musik, tapi tidak sedikit yang tergerus masuk kontak dan tak terdengar lagi.
Komentar diatas, sekedar pengingat buat grup musik yang usianya baru seumur jagung. Dan, atau bisa juga bagi mereka yang setengah hati dan sekedar mencari peruntungan. Ya! sejatinya, bermusik itu harus dilakoni secara serius, jujur dan tidak pernah mutung, supaya kariernya tetap ajeg dan berlangsung lama. Memegang teguh sebuah komitmen tentu sangat penting, agar membuahkan hasil yang positif.
Itulah yang dialami oleh Nano band, dalam perjalanan menyusuri industri musik dalam kurun waktu 10 tahun (2009), tetiba harus berhenti ditengah jalan karena ditinggal oleh beberapa personilnya. Setelah vakum 7 tahun lamanya, Nano mencoba kembali merajut harapannya yang tertunda dengan mempersembahkan sebuah single berjudul ‘Separuhku’ di tahun 2018 lalu. Dan, single itu pun sempat menjadi trending topik di YouTube.
Single diatas sebenarnya menjadi pembuktian sekaligus eksistensi mereka kembali ke industri musik di Indonesia. Namun sayang, single tersebut menjadi single perpisahan bagi bagi Nano Band, karena sang gitaris mengundurkan diri. Band yang masih menyisakan dua personel yakni Opix (keyboard) dan Niyo (vokal), di tahun 2019 ini, mereka bersama Pelangi Records yang menaunginya bangkit kembali dengan suguhan single terbaru berjudul ‘Kamu’.
Walau tinggal berdua, Opix dan Niyo mengaku sama sekali tak merasa kesulitan saat mengerjakan single, yang sudah dibuatkan video clip-nya di Singapura. Justru mereka merasa ringan karena tak banyak orang yang ikut campur. “Ya, paling pengaturan jadwal masuk studio aja yang kadang suka bentrok dengan kesibukan masing-masing. Apalagi, saya tinggal di Jakarta dan Niyo di Bandung,” tukas Opix, saat dijumpai di Jakarta, Rabu (25/9).
Sementara itu, menurut Niyo yang akhirnya memutuskan bergabung kembali dengan Nano Band, setelah sebelumnya ia hengkang pada tahun 2012, selain ajakan rekannya yang gitaris, namun alasannya lebih pada rasa keinginannya untuk membangun Nano yang sudah diritisnya. “Rasanya tidak ada salahnya jika Saya kembali ke Nano Band, karena, ini seperti pulang kerumah. Tapi sayangnya, justru rekan saya sang gitaris yang mengajak kempul kembali malah dia keluar. Walau agak menyesal, kita harus menghargai keputusannya,’ kilah Niyo.
Ditengah gempuran industri musik asyik ‘nggak’ asyik saat ini, pilihan menjadi musisi atau jadi anak band jangan setangah hati, apalagi hanya melihat satu kesempatan yang ada saja. Ketika menjadi musisi adalah pilihan, seharusnya sudah siap lahir batin masuk dihutan rimbanya, cukup amunisi dan juga enerji untuk waktu cukup panjang. Jadi, jangan sampai begitu kepentok malah balik badan seperti takut berperang.
Masuk di industri musik kini bukan sekedar nyali menjadi andalan, tapi dibutuhkan musisi yang tahan bating, punya bekal kesabaran, memiliki etos kerja keras dan juga cerdas. Loyalitas pada pilihan profesi dan grup, serta paling pentingnya lagi yaitu semua personelnya harus menanggalkan ego mau menang sendiri. Karena, ini bibit penyakit band cepat bubar. Semoga saja, Nano Band yang baru saja menawarkan single terbaru ‘Kamu’, bisa menjaga harmoni lewat karya apiknya sebagai senjata untuk bisa menaklukan pecinta musik Indonesia.|Edo