Urbannews Musik | Perhelatan event musik ragam genre besutan demajor bersama dengan Dyandra Promosindo bertajuk ‘Synchronize Festival’ tahun ini, cukup menggelitik. Bukan hanya dari sisi lineup artis yang bakal unjuk kebolehannya saja, tapi ada sebuah gerakan penyadaran yang berkenaan dengan rasa tanggung jawab menjaga masalah lingkungan yang bersih dan sehat, baik saat event berlangsung maupun sesudahnya. Menurut David Karto, inisiator sekaligus juga Director Synchronize Festival, hasil evaluasi dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, menyumbang lebih dari satu ton ragam sampah.
Berangkat dari masalah tersebut, dan sangat pentingnya mengubah perilaku masyarakat terhadap cara pengeloaan sampah yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan yang bersih dan sehat, serta memiliki manfaat ekonomi. Synchronize Festival berinisiatif tahun ini mengangkat tema khusus bertajuk ‘Memanusiakan alam, mengalamikan manusia’. “Tema tersebut berkaitan dengan harmonisasi antara manusia dan lingkungannya, serta mendorong peran serta masyarakat terhadap perubahan lingkungannya. Kita ingin membangun reputasi baik sebagai sebuah pergelaran musik,” kilah David, Rabu (21/8) sore, saat dijumpai kawasan Kemang, Jakarta.
Untuk itu, penyelenggara Synchronize Festival 2019 melakukan gerakan yang terpadu aksi #greenmovement menuju perubahan lebih baik, melalui 4 (empat) aksi nyata, yakni:
1. Internal Change Behavior;
a. Mengurangi dengan signifikan penggunaan kemasan sekali pakai untuk makanan dan minuman bagi seluruh Tim panitia.
b. Menyediakan water station dengan cukup agar seluruh Tim panitia bisa menggunakan tumbler yang diisi ulang selama bekerja.
2. Waste Management
a. Menerapkan Less Waste Event.
b. Menyediakan Wadah Sampah Terpilah pada Venue.
c. Membuka ruang kerjasama komunitas yang bisa memanfaatkan barang bekas pakai dari seluruh lini promosi festival seperti umbul-umbul dan Baliho menjadi produk dengan nilai tambah.
d. Mengolah sampah organik yang dihasilkan dari festival menjadi kompos.
e. Membuka Synchronize Recycle Station, dimana pengunjung bisa terlibat aktif dalam mengelola sampahnya selama festival berlangsung.
3. Bring Your Own Tumbler
a. Pengunjung diperbolehkan membawa Tumbler kosong ke area festival.
b. Menggunakan Tumbler pribadi untuk mengurangi penggunaan kemasan minuman sekali pakai”
c. Menyediakan water refill station atau tempat pengisian air minum isi ulang bagi seluruh pengunjung.
4. Bike To Synchronize
a. Mengundang pengunjung festival untuk menggunakan Sepeda atau Transportasi Publik ketika hadir menuju lokasi festival.
b. Menyediakan fasilitas lokasi parkir sepeda yang aman, layak dan nyaman bagi pesepeda yang hadir ke festival
Selain itu, penonton pun diajak untuk melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, sebagai berikut;
Food Waste—Warna wadah sampah ‘Hijau’, adalah jenis sampah basah, material organik yang mudah terurai dan membusuk seperti sisa konsumsi makanan, ampas kopi, potongan kulit buah, sisa bahan masakan di dapur dan bahan-bahan ‘biodegeradable’.
Becycleable—Warna wadah sampah ‘Orange’, adalah segala jenis sampah dari material yang bisa di daur ulang baik melalui jaringan masyarakat atau industri. Seperti botol air minum dalam kemasan (AMDK) jenis PET, kaleng, botol kaca, kardus (bersih), kertas (bersih), dan lain sebagainya.
Non Becycleable—Warna wadah sampah ‘Merah’, adalah segala jenis sampah yang materialnya tidak bisa di daur ulang. Seperti olastik sachet, sedotan plastik, piring mangkok paper laminated/styrofoam, gelas kertas laminated, cutlary plastik, sachet printed plastik packaging.
Bagi pengusaha event organizer atau penyelenggara acara, fungsi daya listrik sangat vital, laiknya darah yang mengalir memberi energi ke seluruh bagian tubuh. Bagaimana tidak, acara-acara yang dihadiri oleh ribuan atau hingga puluhan ribu orang, pastinya sangat membutuhkan listrik untuk menunjang berbagai infrastrukturnya.
Misalnya, mulai dari tata cahaya, tata suara sampai penerangan area lainnya membutuhkan daya listrik yang bisa diandalkan, agar acara berjalan lancar dari awal hingga selesai.
Penyelenggara acara biasanya pakai generator set atau genset berbahan bakar solar atau bensin yang biasa disewakan, menjadi andalan dalam menyediakan daya listrik sesuai yang dibutuhkan. Problemnya, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) tersebut, dampaknya ada gas buang (emisi) yang mengandung polutan juga naik dan mempertinggi kadar pencemaran udara. “Sesuai tema serta gerakan untuk menjaga lingkungan bersih dan sehat, kami di support oleh PLN lewat Power Bank Express Power Service, sebagai alternatif sumber energi listrik untuk memenuhi kegiatan event ini,” pungkas David.
Mengkampanyekan gerakan hidup sehat di area ‘Synchronize Festival’ dengan tidak menyampah, dan lain sebagainya. Sejatinya, gerakan ini di lakukan secara kolektif, terus menerus, dan berkesinambungan. Tidak berhenti sampai di media yang ikut mewartakan, tapi seluruh artis yang terlibat sebagai headliner, di ajak menjadi influencer di sebabkan mereka punya pengaruh kuat bagi followers (fans). Misalnya, dibuatkan flyer, banner, atau video yang menyuarakan gerakan yang digadang Synchronize Festival melalui media sosial masing-masing.|Edo