Urbannews | Saya meyakini bahwa silaturahmi atau silaturasa sebagai bukti kemuliaan jiwa, kebaikan hati dan rasa cinta kasih kepada sesama kerabatnya.
Taklimat diatas, rasanya pantas disematkan kepada para musisi, penyanyi juga penggiat di Industri musik yang tergabung di group whatsapp ‘Swara’, berkumpul pada Jumat, 10/1/2025, di tempat rekan musisi Restu Fortuna, Rejo Resto di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Ada tiga hal yang tertukil dalam perjumpaan semalam; Pertama. Memperkalkan single kedua Kadri Muhammad atau lebih populer Kadri ‘Karmila’ yakni Bareh Solok. Kedua. Farewell party lady rocker Atik CB yang akan pulang ke Amerika setelah bercumbu Rindu di beberapa panggung musik di Indonesia. Ketiga. Silaturasa antar sesama anggota WAG Swara yang selama ini bursua di dunia maya malihrupa ke dunia nyata.
Nah! Kita tak akan pernah tahu kapan kebahagiaan akan datang. Untuk itu, ketika kebahagiaan menghampiri, jangan lupa untuk merebutnya. Dan, Saya pun bersama dua rekan sejawat Denny Mr dan Mudya Mustamin bergegas ikut ambil bagian dalam kebahagiaan semalam, untuk dijadikan seutas cerita yang tak terlupakan.
Apalagi begitu banyak pesohor di Industri musik yang hadir, termasuk Mas Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Teuku Riefky Harsya, dan Abang Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyempatkan hadir.
Acara semalam bukan acara biasa yang sekedar ber-hahahihi atau tebar tawa kebahagiaan yang tampak luar saja. Akan tetapi, jika kedua Mas Menteri yang hadir menyelami dan masuk lebih kedalam ruang’ temu pikir, ruang’ rasa para musisi serta penggiat Industri musik yang hadir malam itu, akan menemukan segumpal harapan, gagasan dan creative mind yang aduhai, guna menghadirkan regulasi yang dapat melindungi musisi serta mendukung ekosistem industri musik yang sehat.
Saya ingin mengatakan, musisi itu tak ubahnya jurnalis, yaitu sama-sama sebagai pewarta. Kalau jurnalis mewartakan kesaksiannya lewat bahasa tulisan kritisnya, sedang musisi merekam hasil amatannya lalu diolah dengan segenap imajinasi seninya kemudian diekspresikan dan dituangkan lewat bahasa musik, lagu, atau nyanyian.
Pastinya, pewartaan yang didalamnya sama walau tidak persis, berupa tuangan cerita, harapan, kritik, bahkan pernyataan sikap, atau bisa berupa pesan moralitas, spiritualitas, humanisme, tentang cinta tanah air Indonesia, dan atau tema sosial lainnya seperti kritik sosial. Kesamaan inilah dicoba ditautkan melalui sebuah acara semalam atau tepatnya sih silaturockmi musikal, berlangsung meriah.
Ada ‘Nuansa Bening’ mengalun dikeriuhan canda tawa, yang bersanding erat bersama lagu ‘Apatis’. Untuk itu, perubahan memerlukan perjuangan. Berjuanglah demi perubahan diri dan betulkan keinginan kita. Beri ruang pada perubahan, bukan sekadar duduk diam. Hidup bukan tetang menunggu badai berlalu, tetapi belajar menari ditengah hujan.
Asudahlah, Sampai jumpa di lain hati!