Urbannews Musik | Pagi-pagi sekali setahun yang lalu, sebelum berpacu dengan waktu menyusuri kemacetan lalu-lintas di Jakarta, sayup-sayup suara lirih Chrisye menyeruak dari sebuah radio yang diputar tetangga sebelah rumah. Deretan kidung pun mengalun merdu, mulai dari era 70-an hingga awal 90-an merangsek masuk dalam memori, seolah-olah mengajak meretrospeksi perjalanan panjang musiknya Chrisye.
Sang legenda musik yang satu ini, memang telah meninggalkan kita semua 12 tahun lalu, tepatnya pada 30 Maret 2007. Tapi entah kenapa, sukma Chrisye terasa masih ada, dan seolah menjelma kembali namun dia wakilkan lewat musiknya untuk tetap bersemayam dilubuk hati. Rasanya tak semua orang memiliki keberuntungan semacam itu. Karakter vokal Chrisye yang khas, tetap dikenal banyak orang hingga akhir hayatnya.
Pagi itu, setahun yang lalu. Saya pacu motor ‘bekjul putih‘ untuk bertemu seorang politisi, dan juga penggemar berat Chrisye, Ferry Mursyidan Baldan atau yang akrab disapa Bang Ferry, di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Ya, hampir setiap tahun, atau tepatnya di hari kepergian Chrisye, Bang Ferry tidak pernah absen mengunjungi makam idola sekaligus sahabatnya untuk mengirimkan sebaris do’a, dan sekaligus membersihkan pusaranya.
Saya, dan beberapa rekan lainnya yang hadir, ikut larut dalam kesatuan do’a yang dipanjatkan bersama Bang Ferry, agar Chrisye mendapat tempat di surga. Sosok Chrisye begitu banyak jejak karya musiknya yang di wariskan untuk terus di kenang, baik oleh para musisi muda maupun penggemarnya. Banyak sosok penyanyi atau pemusik tumbuh, tapi hanya sedikit lagunya bisa ajeg seperti Chrisye hingga kini.
Pagi ini, Sabtu, 30 Maret 2019, genap 12 tahun wafatnya Christian Rahadi atau Chrisye. Ditengah rintik hujan membasahi bumi, terlintas dalam pikiran sebuah pertanyaan, apakah masih ada yang mengingat beliau?. Apakah Bang Ferry masih mengingat tanggal wafatnya Chrisye, karena dia datang takziah ke rumah Chrisye di Jl. Asem II, dan ikut mengantarkannya kepemakaman di Jeruk Purut.
Bang Ferry memang memuja Chrisye sejak masa remaja. Bagi dirinya, semua kenangan tentang Chrisye tidak mungkin pudar dalam benaknya. Dalam sebuah kesempatan, Bang Ferry mengatakan, bahwa dirinya suka dengan suara Chrisye bukan hanya di lagu-lagu berlirikan romantis, tapi juga di lagu patriotik. “Seperti yang terdengar pada lagu Jeritan Seberang, yang termuat di album Jurang Pemisah,” ungkap Ferry.
Bang Ferry yang sempat beberapa kali bertemu almarhum. Ternyata bukan sekedar suka lagunya saja, tapi dia buktikan dengan mengoleksi seluruh albumnya yang sudah ditandatangani. Menurut Bang Ferry, dua tahun sebelum Chrisye wafat, ia sempat menandatangi album koleksi Bang Ferry. Menariknya lagi, bukan sekedar album, dalam bentuk kaset, cd, atau vinyl saja, ada juga pernak-pernik lainnya yang berhubungan dengan Chrisye.
Usai Chrisye wafat, Bang Ferry pun berinisiatif mendirikan perkumpulan penggemar Chrisye yang diberi nama Komunitas Kangen Chrisye atau #K2C. “Komunitas ini sebagai wadah non profit dan tidak boleh menjadi alat politik. Ia murni berbuat untuk dan atas nama Chrisye, tentu saja dalam berbagai kegiatanya dengan seijin atau mendapat ijin pihak keluarga!,” kata Bang Ferry.
Bersama #K2C pula, Bang Ferry telah membuat tiga buku tentang Chrisye yang terbitkan persis pada tanggal 30 Maret, yakni; “Kesan di Mata Media, Sahabat dan Fans” (2012), “10 Tahun Setelah Chrisye Pergi; Ekspresi Kangen Penggemar (2017), dan “11 Tahun Kangen Chrisye” berisikan kumpulan tulisan para Jurnalis tentang Chrisye (2018). “Inilah cara kami dalam memperingati kepergian almarhum,” ujar penggemar klub sepakbola MU.
Bagi Bang Ferry, kegiatan mengenang Chrsiye yang diselenggarakannnya bersama #K2C adalah bentuk ekspresi kecintaannya pada sang idola. Seperti yang dilakukannya pada 2016, #K2C membuat lomba khusus menyanyi lagu-lagu Chrisye dengan mengajak rekan wartawan sebagai peserta. Pertanyaannya, apakah Bang Ferry masih memperingati wafat Chrisye di tahun 2019 ini.
Lewat sebuah pesan singkat melalui whatsApp, yang disampaikan karabat dekatnya Mba Nini Sunny. Bang Ferry mengaku masih tetap memperingati, hanya saja membuat acara sederhana di Pasar Seni Ancol. “Kami buat pentas lagu-lagu Chrisye yang dikemas dalam irama Melayu. Kenapa musik Melayu? Kami hanya ingin menampilkan yang berbeda dari yang pernah ada,” ujar Bang Ferry, sambil menyebut nama Anwar Fauzi & Seroja Band yang akan mengiringi Erie Suzan, Shena Malsiana dan kawan-kawan.
Menurut Ferry, ia tidak akan pernah lupa wafatnya sang idola. Karena bagi dirinya, Chrisye tidak sekadar penyanyi idola, tapi ia adalah musisi yang sudah menjadi aset Indonesia. Untuk itu, warisan karya lagunya dan semangat perjuangannya menuju sukses yang menginspirasi mesti dijaga dengan baik. “Bukan hanya keluarga dan ahli waris saja yang bisa menjaganya, menurut saya, fans pun turut menjadi bagian dari menjaga nama idolanya agar tetap ada dan terus dikenang!”|Edo (Foto Dok. Bang Ferry)