The Kadri Jimmo: Seandainya Aku Bisa Terbang, Terbanglah!

Music157 Dilihat

IMG-20180224-WA0006

UrbannewsID -Musik | Bicara band power pop tanah air The Kadri Jimmo yang sedang getol-getolnya beberapa waktu ini, mengkampanyekan single terbaru mereka berjudul “Seandainya Aku Bisa Terbang”, sebuah lagu klasik ciptaan Yovie Widianto untuk Kahitna dari album Cerita Cinta (1994). Rasa-rasanya kurang pas, jika tidak dimulai bicara soal kata ‘progresif’ dan ‘idealisme’ yang melekat dalam bermusik mereka.

Group musik yang awalnya bernama Kadri Jimmo The Prinzes of Rhythm (KJP)’ kemudian berganti wujud menjadi KadriJimmoSOUNDSCAPE, selalu menarasikan setiap karyanya dalam bentuk –bentuk perlawanan terutama kepada industri yang menyeragam. Ketika mereka harus bergeser sedikit dengan mengkolaborasikan beberapa entitas musikal, progresif rock masih menempati posisi utamanya.

Formasi The KadriJimmoSOUNDSCAPE yang dimotori Kadri dan Jimmo (vokal dan komposer), kemudian ada Noldy (gitar), Popo Fauza (kibor dan piano), Soebroto Harry (bass), dan Iyoen Hayunaji (drums). Berani melakukan perubahan, pembaruan, dengan memunculkan ide dan kreativitas baru di musik melalui aransemen baru, harmonisasi baru, untuk memberikan warna baru dalam industri musik itu sendiri.

Benarkah idealis tidak mendapat tempat yang layak dalam industri musik komersial? Apakah komersial itu tidak idealis? Atau idealis itu tidak identik dengan komersial? Sebenarnya pertanyaan tersebut diatas, seperti sedang membangun ruang sempit untuk berkembang, sekaligus pengkotakkan antara bermutu dan tidak bermutu. Sesungguhnya idealisme bukanlah sesuatu yang baku dan diam, tapi idealisme adalah sebuah perjalanan.

Idealis itu bergerak terus dan terus belajar. Seorang musisi yang cukup puas dengan populeritasnya sekarang, tidak mau mengembangkan diri, mendengar banyak musik lain, tidak layak disebut idealis. Dia lebih pantas dibilang musisi pemalas. idealisme mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual dalam bermusik, saat musisi berpikir bahwa musik perjalanan hatinya.

Dan, ini dibuktikan oleh The Kadri Jimmo yang berhasil melahirkan album Indonesia Hebat (2009), single “Srikandi” karya Sri Mulyani bersama Once, Addie MS, City of Prague Philharmonic Orchestra serta Tanah Sang Pemberani EP (2015). Sebelumnya ada pula album kompilasi Indonesia Maharddhika merajut koleksi 9 lagu, yang ditulis dan dimainkan sendiri langsung oleh 9 kelompok band prog-rock terkemuka Indonesia.

IMG-20180224-WA0005-640x640Kini, mengawali tahun 2018 The Kadri Jimmo melepas single apik “Seandainya Aku Bisa Terbang”, sebuah lagu balad karya Yovie Widianto. Lagi-lagi sebuah pembuktian keberanian mereka, merubah dan meramu lagu bergaya Kahitna menjadi signature yang kuat sebagai penanda musik The Kadri Jimmo lewat perpaduan ciri khas duet vokalisnya, Kadri dan Jimmo. Apalagi komposisi musiknya diberi sentuhan orkestrasi oleh Alvin WItarsa, lagu ini menjadi megah.

“Saya ingin generasi sekarang bisa merespon dengan mudah lagu ini. Sebuah anthem cinta Kahitna yang menjadi salah satu karya terbaik dari sahabat saya, Yovie Widianto. Kami menerjemahkan aransemen “Seandainya Aku Bisa Terbang” lewat bahasa dan pendekatan musik The Kadri Jimmo, dengan karakter dan ruh lagu yang kuat untuk telinga musik pop Indonesia sekarang.” pungkas Kadri Mohamad, dikenal sebagai Singing Lawyer.

Khusus untuk single terbarunya ini, The Kadri Jimmo menggaet musisi muda bertalenta yang kini bersinar, Rendy Pandugo sebagai produser untuk mengemas lagu ini dengan konsep akustik yang meruang dan elegan. Kehadiran Rendy, pastinya akan membuat lagu ini mudah masuk kepasar anak muda sebagai target pendengar musik kekinian. Untuk distribusi digital single ini sampai di sasaran yang dituju, berada dibawah naungan GP Records.

Agar lirik dan nada mudah diingat, lagu ‘Seandainya Aku Bisa Terbang” bisa meresap kembali ke jiwa para pencinta musik tanah air. Tidak berada di ruang dengar saja, The Kadri Jimmo mempercayakan kepada Candi Soeleman untuk menterjemahkan cerita lagu ini secara visual lewat music video. Candi sebagai sutradara yang laris manis menangani karya-karya apik sederet penyanyi, Afgan, Raisa, Isyana dan Melly Goeslaw. Diharapkan, mampu memberikan sentuhan magis agar nikmat didengarkan dan dilihat.

Proses shooting yang dilakukan di Jepang dan Jakarta. Menurut Kadri, visual di musik video “Seandainya Aku Bisa Terbang” diharapkan menjadi materi yang sesuai untuk profesi dirinya sebagai rocker, singer namun juga mumpuni di jalur karir lewat profesi lawyer yang dia tekuni. “Sutradara Candi Soeleman yang memberi ide, kita tidak usah pakai model. Selain personel The Kadri Jimmo, cukup cameo lain seperti Glenn Fredly, Rendy Pandugo dan Shelomita,” papar Kadri.

The Kadri Jimmo berharap single “Seandainya Aku Bisa Terbang” bisa menjadi anthem terindah dan soundtrack cinta paling pas untuk orang yang paling mereka sayangi. Menjadi narasi dan tafsir musik power pop The Kadri Jimmo dan mudah diterima dengan baik di musik Indonesia. Dan, paling penting jangan pernah berhenti berkarya, isi terus ruang katalog musik Indonesia, jangan biarkan lembarannya kosong melompong. Bukankah, melahirkan karya musik sama dengan membuat sejarah. Sukses The Kadri Jimmo!|Edo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *