Tembang Hits 100 Biduan Untuk Palu-Donggala, Sulawesi Tengah

Music166 Dilihat

20181004_084405-800x499-600x374

UrbannewsID Musik | Kepedulian atas nama kemanusiaan, persaudaraan, se-nasib dan se-profesi yang terkena musibah, datangnya spontan tanpa di komando. Semua muncul dari adanya kesadaran hati, serta minat yang sama untuk berbagi kasih. Seperti gempa dan tsunami yang menerjang Palu-Donggala di Sulawesi Tengah. Lewat sosial media (facebook), Donny Hardono, Bos DSS Music melontarkan ide penggalangan dana untuk donasi Palu-Donggala melalui gelaran konser musik yang menampilkan 100 Biduan 100 Hits.

Tidak butuh waktu lama, idenya langsung di respon Kadri dan Glenn Fredly dari Komunitas Biduan, Triawan Munaf (Bekraf), Komunitas Musisi Rock Indonesia Kita (I.Ki), serta Iluni UI dan sejumlah penggiat seni lainnya. Dalam hitungan hari, semua persiapan pun terkoordinasi dengan baik. Bahkan, kolaborasi filantrofi beragam komunitas bertambah amunusinya dengan kehadiran Tokopedia, Kadin dan juga Net.TV yang ikut bergabung. Bertempat di Lippo Mall Kemang, Jakarta, ‘Gala Dana 100 Biduan, 100 Hits Untuk Palu-Donggala Sulteng’, siap digelar Jumat (5/10) ), mulai dari jam 13.00 hingga 23.00 WIB.

Kolaborasi filantrofi antara Komunitas Biduan, Bekraf, DSS Music dan Iluni UI, ini kali kedua setelah sebelumnya sukses menggelar acara penggalangan dana untuk Lombok, dengan jumlah sekitar Rp 3,4 Miliar. Dan, hari ini Rabu (3/10) pagi, sebelum konser dimulai telah berhasil menghimpun dana sekitar Rp 4,8 Miliar lewat donasi yang di inisiasi Tokopedia dan Kitabisa.com. Menurut William Tanuwijaya, CEO Tokopedia, berkenaan dengan konser 100 Hits 100 Biduan, fitur Donasi Palu di Tokopedia sebagai platform donasi resmi untuk mengajak sekaligus mempermudah masyarakat berdonasi. “Berapapun nilainya sangat berarti, dan kita bersama-sama berbagi kasih untuk saudara kita di Palu dan Donggala,” jelasnya.

Triawan Munaf, Kepala Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) menyatakan, bahwa gerakan sosial yang dikemas lewat gerakan kreatif seperti ini hasilnya bisa melampaui perkiraan. Contohnya adalah hasil yang dicapai saat gelaran penggalangan dana di Citos untuk Lombok. “Apalagi, kali ini dengan kolaborasi lebih besar yang terlibat dan dilakukan secara masif, hasilnya semoga lebih besar juga,” tukas Triawan. Dan, seluruh dana yang di kumpulkan baik melalui Tokopedia maupun di saat konser berlangsung, nantinya akan di salurkan untuk Palu-Donggala oleh Community Development Center Iluni UI yang khusus bergerak dalam bidang pelayanan dan bantuan masyarakat.

Arief Budhy Hardono – Ketua Umum Pengurus Pusat Iluni UI mengatakan bahwa pihaknya telah berkonsolidasi dengan berbagai pihak untuk menyalurkan bantuan bagi masyarakat korban bencana di Palu – Donggala. “Kami berkomunikasi secara intensif dengan seluruh pengurus ILUNI UI pusat, ILUNI Fakultas dan wilayah seluruh Indonesia untuk mengetahui kondisi terkini para korban serta mengirimkan bantuan yang diperlukan masyarakat. Nantinya dana yang terkumpul dari konser amal ini akan kami salurkan langsung dalam bentuk makanan, pakaian, logistik, hingga bantuan kesehatan, pendampingan pemulihan trauma, dan pembangunan rumah-rumah sementara.”

Kerja kolektif pengumpulan dana bantuan korban bencana, lewat gelaran konser kemanusiaan yang di inisiatori para pekerja seni, sangat penting, efektif dan berguna. Dan, sebaiknya tidak berhenti sampai disini atau tergerak pas ada bencana yang sifatnya temporer. Tapi bergerak secara simultan, dan jika perlu sepanjang tahun, lewat kelembagaan bersifat independen yang dibentuk berdasarkan kesepakatan. Ada sebuah rumah besar yang dibangun, tempat berkumpul bertukar ide untuk melahirkan gagasan kreatif dari para seniman atau pekerja seni, akademisi dan praktisi, institusi (pemerintah), para pelaku usaha atau pebisnis, jika perlu ada pula rekan media.

Nantinya rumah besar ini, tidak saja mengumpulkan dana dari konser amal saat terjadi bencana, dan kemudian penyalurannya pun sebatas bentuk makanan, pakaian, logistik, hingga bantuan kesehatan, pendampingan pemulihan trauma, dan pembangunan rumah-rumah sementara. Tapi, bisa juga lewat ide kreatif baru lainnya yang bersifat edukatif, seperti; membuat tvc, film, animasi, ataupun buku panduan, tentang fenomena alam khususnya gempa dan tsunami, cara menyelamatkan diri, konstruksi bangunan yang ideal, dan banyak lagi. Gerakan ini sangat penting bagi masyarakat, sebagai pencegahan dini. Dan, visi rumah besar ini tidak sebatas pada bencana saja tapi bisa bergerak lebih luas. Ada sektor-sektor di dalamnya sesuai kapabilitas stakeholdernya, para pekerja seni bisa menciptakan cetak biru ekosistem industri musik yang sehat, misalnya.|Edo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *