Jakarta, UrbannewsID. | Film drama musikal legendaris “Tiga Dara” karya Usmar Ismail produksi tahun 1957 yang telah di restorasi oleh SA Films, maupun film Tiga Dara versi baru karya Nia Dinata berjudul “Ini Kisah Tiga Dara”, sama-sama bercerita tentang tiga perempuan bersaudara kandung berbeda karakter dengan penuh semangat untuk mandiri ini, tema nya masih relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Film yang dianggap merupakan simbol ikonik wanita modern saat ini. Ada kesesuaian visi antara program yang digagas oleh PT XL Axiata Tbk (XL), yakni Sisternet, dengan pesan yang terkandung dalam film Tiga Dara versi restorasi maupun juga versi terbaru karya Nia Dinata. Chief of Digital Services Officer (CDSO) XL Joseph Lumban Gaol mengatakan, film Tiga Dara memiliki pesan kuat yang memotivasi kaum perempuan untuk menguasai suatu keahlian, lalu berani membangun masa depannya yang lebih baik.
Joseph menambahkan, pesan tersebut memiliki benang merah yang erat dengan visi Program Sisternet yang ingin memajukan perempuan Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital. Sejak diluncurkan pada tahun 2015 lalu, media digital yang satu ini telah menggelar program-program edukasi kepada kalangan perempuan muda melalui workshop dan seminar dengan mengundang para pembicara dan tokoh perempuan dari berbagai latar belakang. Sisternet telah menjadi sarana komunikasi utama untuk mempermudah sharing pengetahuan dan pengalaman.
Secara system digital, Sisternet menghadirkan suatu wadah bagai kalangan perempuan Indonesia untuk bisa mendapatkan akses ke sumber-sumber edukasi yang bisa meningkatkan kompetensi mereka untuk mampu mandiri, termasuk dalam membangun bisnis sendiri atau memulai suatu aktivitas sosial ekonomi mereka. Sisternet hadir sebagai platform digital yang mempertemukan para perempuan dari kalangan masyarakat luas dalam satu jejaring sosial, dengan para penyedia akses edukasi.
Ke depan, Sisternet juga akan membantu mendekatkan masyarakat dengan para pihak yang mampu menyediakan hal-hal penunjang bisnis, termasuk pendanaan, keahlian, konsultan, dan sebagainya. Sisternet ingin memperbesar fungsi sebagai fasilitator masyarakat perempuan Indonesia untuk lebih mudah dalam bertranformasi ke era digital. Target Sisternet terdekat adalah meluncurkan sharing economy platform berbasis digital. Dalam platform ini, sisiternet akan menyasar tiga segement perempuan, yaitu perempuan dari segment menengah ke atas (backer) yang memiliki kemampuan finansial dan buying power yang mapan.
Perempuan dari segmen menengah keatas generasi millennials (mentor) yang literasi digitalnya tinggi sekaligus passion yang kuat untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat, dan segmen perempuan dari kelas ekonomi menengah ke bawah (beneficiary) yang memiliki potensi ekonomi namun tidak memiliki kemampuan finansial maupun literasi digital. Segmen perempuan mentor dapat berfungsi menjadi mentor bagi segmen perempuan beneficiary untuk menggali atau meningkatkan potensi usaha mereka dengan menggunakan teknologi digital.
Jika memerlukan modal, melalui platform ekonomi berbagi Sisternet, mentor dapat mengkampanyekannya kepada segmen perempuan backer baik untuk memberikan modal kerja atau menjadi pelanggan atas barang atau layanan dari perempuan segmen beneficiary ini. Selain itu, Sisternet akan menyediakan aplikasi-aplikasi bisnis digital untuk UKM di AWAN XL, untuk memudahkan para mentor dan beneficiary mereka untuk mengakses teknologinya. Dengan system ekonomi berbagi ini, baik beneficiary maupun mentor menikmati keuntungan finansial jika usaha yang dikembangkan semakin besar.
Dengan system ekonomi berbagi ini, SISTERNET diharapkan menjadi sebuah platform berbasis digital untuk gerakan pemberdayaan perempuan yang berkelanjutan dan berdaya.|Edo (Foto Istimewa)