Menkominfo Rudiantara; Diperlukan Digital Skill Upgrading SDM

Teknologi477 Dilihat

20190312_224836-800x558-600x419

Urbannews Tekno| Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, mengawali perbincangan dengan menyatakan optimistisme-nya akan peningkatan investasi di Indonesia, dalam diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk “Membangun Sumber Daya Manusia Menyongsong Era Industri 4.0: Memastikan Infrastruktur TIK, Industri Manufaktur, SDM Riset, dan Skema Dukungan Anggaran”, di Ruang Serba Guna Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Peningkatan itu salah satunya ditopang oleh dinamika industri digital. Mengutip data riset Google dan Temasek, Menteri Rudiantara menyatakan Indonesia memiliki market size ekonomi digital mencapai USD 27 miliar dan berpotensi menjadi USD 100 miliar di tahun 2025. Menteri Kominfo juga mengemukakan bahwa pemerintah menargetkan nilai ekonomi digital Indonesia di 2020 yang mencapai USD 130 miliar atau sekitar Rp 1.857 triliun. Dan angka itu, kurang lebih 11% sampai 12% Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.

Untuk mewujudkan hal itu, menurut Menteri Kominfo, Pemerintah melakukan upaya terobosan dengan fasilitasi dan akselerasi membangun infrastruktur Palapa Ring. Kenapa infrastruktur tersebut penting, karena Indonesia saat ini membutuhkan peningkatan talenta sumber daya manusia (SDM) di bidang digital. Menurut Rudiantara, hasil survei global menunjukkan kebutuhan talenta digital dari level teknisi, engineer, hingga manajerial masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan industri.

Oleh karena itu, Kementerian Kominfo menggelar Program 1000 Digital Talent Scholarship yang bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, dan swasta. Dalam pembangunan SDM TIK, diperlukan digital skill upgrading secara komprehensif, mulai dari advanced digital skill, intermadate digital skill, dan basic digital skill-digital leteracy. Selain itu, perusahaan teknologi global seperti Apple, Microsoft, Cisco hingga Google yang dinilai memiliki silabus baik untuk memberikan ilmunya kepada masyarakat Indonesia.

Kehadiran Apple Developer Academy pun menjadi salah satu alternatif dari nilai tambah yang bisa diberikan industri digital dalam pengembangan human capital di Indonesia. “Sejak tahun 2015 saat saya ke Silicon Valley, saya sudah bernegoisasi agar Apple segera hadir di Indonesia karena Indonesia terbuka terhadap bisnis internasional maupun investasi global yang bisa memberikan nilai tambah terutama untuk human capital di Indonesia,” ujar Menteri Kominfo Rudiantara, dalam Diskusi Media FMB 9-Sesi Kedua.

20190312_224915-800x465-600x349

Menteri Kominfo yakin dengan menggunakan sistem “studi tiru” yang serupa dengan studi banding dapat mempercepat peningkatan keterampilan SDM Indonesia di bidang digital. Ia percaya, kehadiran Apple Developer Academy bisa menjadi salah satu jalan agar Indonesia bisa melahirkan kota talenta digital ke-4 di dunia setelah San Fransisco, Bangalore dan Beijing. Gelar Wisuda Angkatan Pertama Hadir sejak tahun 2018, Apple Developer Academy kini telah memasuki Graduation Fair pertama yang melahirkan 200 mahasiswa terlatih.

Bekerja sama dengan Binus University, Apple Developer Academy selama 9 bulan melatih ratusan mahasiswa tersebut untuk meningkatkan kreativitas pengembangan aplikasi yang dapat menjawab permasalahan sehari-hari. Tahun ini, perusahaan Apple mulai mengembangkan Developer Academy lainnya di Indonesia, seperti akademi kedua di Surabaya bekerja sama dengan Universitas Ciputra. Pada akhir bulan Maret ini Apple juga akan membuka kembali kelas tahun kedua Apple Developer Academy bersama Universitas Binus.

Selain Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sebagai narasumber, dalam diskusi media Forum Merdeka Barat (FMB) 9-Sesi Kedua, hadir pula narasumber lain yakni; Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ainun Na’im.|Edo (Foto Aji)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *