‘Hanya Manusia’; Film Tentang Human Trafficking & Sisi Humanis Seorang Polisi

Movie229 Dilihat

IMG_20191030_073551-600x805

Urbannews Film | Setelah merilis film bioskop ‘Pohon Terkenal’ pada Maret lalu, yang mengambil latar cerita di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, tempat calon perwira polisi di didik sejak muda. Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia kini kembali menyuguhkan film keduanya berjudul ‘Hanya Manusia’ yang akan diputar di bioskop Tanah Air pada 7 November 2019 mendatang.

Film yang disutradarai Tepan Kobain dan skenario ditulis Monty Tiwa ini, mengangkat isu crime of human trafficking atau aksi kejahatan sindikat perdagangan manusia. Isu ini menarik dan perlu diangkat menjadi film layar lebar karena human trafficking telah menjadi persoalan laten di Indonesia. Karakteristiknya pun bersifat represif dengan tujuan jelas mengekploitasi manusia.

Irjen.Pol. Mohammad Iqbal, S.I.K, M.H, Kadiv Humas Polri, menuturkan alasan pemilihan isu human trafficking atau perdangan manusia yang cukup marak belakangan ini, perlu diangkat ke layar lebar. Karena isu ini sudah jadi Internasional bukan lagi nasional. Praktek kejahatan human trafficking sudah melintasi batas-batas negara (transnasional).

“Jarang sekali film Indonesia yang mengangkat isu ini. Dan, kami ingin menampilkan sisi lain dari Polri yang bukan sekedar urusan seputar lalu lintas saja. Sesuai judulnya, kami ingin pula menampilkan sisi-sisi humanis dari seorang Polisi. Tentunya dengan segala bumbu-bumbu drama yang enak di tonton,” pungkas Mohammad Iqbal, di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta, Selasa (29/10/2019).

IMG_20191030_073139-600x345

Film Hanya Manusia berkisah tentang seorang perwira muda bernama Annisa (Prisia Nasution) yang baru saja tergabung dalam Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Utara. Bersama Iptu Aryo (Lian Firman), Annisa pun ditugaskan mengusut sebuah kasus penculikan gadis pelajar dari sebuah sekolah yang berada di wilayahnya.

Ternyata, kasus penculikan tersebut menjadi bagian dari aksi kejahatan sebuah sindikat human trafficking (perdagangan manusia). Banyaknya korban kasus penculikan, terlebih lagi ketika Dinda (Shenina Cinnamon) adik perempuannya ikut menjadi korban, membuat Annisa mengalami tekanan hingga mencapai batas maksimal seorang manusia.

Film yang juga didukung pemain lain yakni; Verdi Solaiman, Tegar Satrya, Soleh Solihun, Fuad Idris, Egi Fedly, dan lainnya. Fransisca Sihombing, Hadi Aldjoeffry, dan Sumarsono sebagai Produser, Kemudian Komjen. Pol. Setyo Wadisto, SH., Irjen. Pol. Mohammad Iqbal, S.I.K., MH selaku Executive Produser. Sorotan utama dalam film Hanya Manusia adalah sisi humanisme Annisa sebagai seorang polisi.|Edo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *