“Enak Tho Zamanku, Piye Kabare?”, Film Drama Satir Multi Tafsir!

Movie141 Dilihat

IMG_20170815_132133

Jakarta, UrbannewsID.| Kabupaten Indramayu, salah satu kabupaten yang terletak di jalur pantai utara (pantura) provinsi Jawa Barat, menjadi pusat lokasi syuting film layar lebar ‘Enak Tho Zamanku, Piye Kabare?” yang di produksi oleh PT. Midesa Pictures bekerjasama dengan Kreativa Art.

Film yang ide cerita dan penyutradaraan oleh Akhlis Suryapati ini, dari sisi judulnya sangat menarik. Pasalnya, kita acap kali melihat stiker yang bertengger di buritan truk, bus kota, dan kendaraan umum masyarkat, dengan kalimat “Enak Tho Zamanku, Piye Kabare?”, dan diberangi foto sosok The Smilling General Suharto yang menyapa seakan melambaikan tangan.

Kalimat layaknya mantra yang sudah “akrab” di kalangan orang tua sampai orang muda, dan bisa juga sudah menjadi buah percakapan harian kita. Menurut Sonny Pudjisasono sebagai produser, “Film ini diangkat dari fenomena yang terjadi pada kehidupan sosial masa kini dengan masa Ialu yang tumbuh di masyarakat dalam bentuk drama satir,” ujar Sonny, saat syukuran syuting hari pertama yang berlangsung di di Hotel Flamingo Indramayu, Senin (14/8/2017) malam.

Judul film Enak Tho Zamanku, Piye Kabare? sangat akrab di masyarakat, dan menjadi idiom yang sering dikaitkan dengan mantan presiden Soeharto. Sutradara Akhlis Suryapati, menampik film ini menjadi sketsa kehidupan Pak Harto, aoalagi filmnya dibiayai oleh keluarga Cendana. Menurutnya, film ini drama satir multi tafsir, hanya judulnya saja mengambil idiom atau frasa yang identik dengan sosok tokoh Orde Baru.

Penafsiran berbeda atas film ETZPK? yang menggabungkan drama, action, dan komedi ini juga muncul dari para pemain, ketika menerima skenario. “Ini bukan cerita tentang Pak Harto. Tetapi ada filosofi-filosofi beliau yang muncul dalam film ini. Yang menafsirkan judul film Enak Tho Zamanku, Piye Kabare? adalah tentang Orde Baru, silakan. Ada yang bilang didanai keluarga Cendana dan lain-lain, tidak apa-apa. Film ini dibuat dengan konsep multi tafsir,” jelas Akhlis.

IMG_20170815_132353

Acara selamatan yang diawali dengan pemotongan tumpeng dan do’a bersama, selain dihadiri seluruh kru dan sejumlah pemeran, seperti aktor senior Soultan Saladin, Ismi Melinda, Otig Pakis, Ratu Erina, Dolly Marten, dan lain-lain termasuk belasan pemeran lainnya. Mantan Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Tedjo Edhy Purdijanto, yang juga tutut hadir membawa ‘clapper board’ sebagai tanda dimulainya syuting perdana film ETZPK? yang didampingi oleh produser, Sonny Pudjisasono.

IMG_20170816_003631

Dalam sambutan yang disampaikan di acara selamatan, Tedjo Edhy mengatakan, ia sangat mendukung film yang berupaya memberi nilai pendidikan. Nilai ‘pendidikan’ yang dimaksud Tedjo Edhy adalah film yang akan menggugah penonton untuk mencintai tanah air, nasionalisme, dan kebangsaan. “Tentu tidak mudah membuat film bernilai pendidikan. Perlu strategi untuk membuat film tanpa disadari penonton, dan tetap menghibur,” jelas Tedjo yang mengaku sering nonton film Indonesia.

Rencananya syuting ETZPK? In akan berlangsung 15 hari dan seluruhnya di Indramayu. Sonny Pudjisasono menyampaikan, film “Enak Tho Zamanku-Piye Kabare?” selain menghibur juga menawarkan sesuatu hal yang baru. “Kami ingin mengisi kekosongan genre baru dan mempelopori munculnya penonton yang baru, agar film Indonesia lebih variatif tidak didikte trend pasar yang monoton,” jelas Sonny, menutup perbicangan.|Edo

 

Sinopsis

Pinuntun (Dolly Marten) disingkirkan secara brutal oleh kawanan GatoLoco (Eko Xamba), dalam tragedi rebutan warisan keluarga berupa Hotel, Restoran, dan Klub Hiburan.

Kesembuhannya diharapkan banyak pihak, terutama oleh Mbah Mangun (Otig Pakis) yang punya kepiawaian menggoreng menu makanan pokok dengan aneka bumbu khas alami, sebagai hidangan nasi goreng enak bagi para pelanggan, termasuk orang-orang Belanda yang punya tradisi napak-tilas Ieluhurnya di Indonesia.

Paska peristiwa anarkisme, putra Pinuntun berjuluk DarmoGandul (Pandji Addiemas) kembali dari perantauan, menikmati nasi goreng enak bikinan Mbah Mangun, serta ingin mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Kembalinya DarmoGandul menjadi ancaman bagi Saladin pimpinan mafia perdagangan wanita.

Saladin mengerahkan kawanan GatoLoco, berpasangan dengan Madona (Ratu Erina), untuk menyingkirkan DarmoGanduI. GatoLoco sendiri adalah teman karib DarmoGanduI semasa kecil tatkala sama-sama keblinger ilmu fllsafat dan kanuragan di bawah asuhan Suhu (Reza Pahlawan). Kini mereka harus berhadap-hadapan sebagai musuh. Tetapi kekuasaan dan jaringan kejahatan Saladin, tidaklah sesederhana yang dibayangkan banyak orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *